edelweiss
Ny Putri Koster Minta Bupati Kembangkan Potensi Bunga Kasna. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, KARANGASEM – Ketua TP PKK Provinsi Bali yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Dekranasda Provinsi Bali Ny Putri Suastini Koster menghadiri Pelantikan Ketua TP PKK dan Ketua Dekranasda Kabupaten Karangasem Ny Nuriasih Gede Dana masa bakti 2021-2026, yang bertempat di Wantilan Kantor Bupati Karangasem, pada Rabu (26/5/2021).

Dalam sambutan singkatnya, Ny Putri Koster mengucapkan selamat kepada Ny Nuriasih Gede Dana dan berharap dapat menjalin koordinasi yang baik dengan TP PKK maupun Dekranasda Provinsi Bali dalam mengakselerasi semua program yang ada, sehingga program yang dijalankan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

Baca Juga :  Nasib di Ujung Tanduk, Puluhan Sopir Kontrak Pemda Karangasem Minta Keadilan dan Kesempatan Jadi PPPK

Lebih dari itu, dalam acara yang juga turut dihadiri oleh Bupati Karangasem Gede Dana, Ny Putri Koster menyampaikan bahwa Kabupaten Karangasem merupakan daerah yang memiliki banyak potensi alam dan kerajinan yang dapat dikembangkan dan diberdayakan, salah satunya adalah potensi bunga kasna, atau sering disebut edelweiss Bali. Terlebih, pada masa pandemi Covid-19 yang masih berlangsung ini pariwisata Bali benar-benar terpuruk. Untuk itu, sebagai Ketua Dekranasda Prov Bali, Ny Putri Koster berinisiatif untuk mengangkat lagi kerajinan dan UMKM sebagai salah satu tulang punggung perekonomian Bali saat ini.

“Salah satunya adalah para petani bunga kasna di lereng Gunung Agung. Saya ingin ke depannya kita kembangkan bunga kasna menjadi salah satu ikon Bali, bahkan bisa diangkat menjadi kerajinan,” tuturnya.

Baca Juga :  Mendadak Gratis! Shuttle Bus di Besakih Bebas Biaya Bagi Pemedek Selama IBTK

Pendamping orang nomor satu di Bali ini mengatakan jika selama ini, bunga kasna yang masih serumpun dengan bunga edelweiss tersebut biasanya digunakan untuk sarana upacara Hari Raya Galungan.

“Jika kita lihat kegunaan awalnya sebagai sarana upacara untuk Hari Raya Galungan saja, maka otomatis produksinya hanya enam bulan sekali. Itu tentu saja tidak baik bagi perekonomian warga di sana. Maka kita perlu jaga produksinya agar tetap kontinyu,” ucapnya.

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News