BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – “Hidup di dunia ini merupakan pengabdian, dan pengabdian itu dapat dimulai dari isu lingkungan dengan melakukan gerakan persampahan di Desa,” ungkap I Made Andika yang hangat disapa dengan Pak Deco, yaitu Kepala Desa Sayan, Gianyar. Semasa kepemimpinannya, ia menggagas program pengelolaan sampah TPS3R Sayan.
Adapun saat ini TPS3R Sayan sudah memiliki kapasitas 750 kg/hari dalam mengelola sampah di tingkat desa. Kapasitas akan terus meningkat seiring dengan perkembangan operasional dan finansial.
Dalam upaya ini, Pak Deco juga menyatakan kesiapannya dalam program dalam menghadapi stigma mengenai sampah dari masyarakat.
“Di awal pembangunannya, ada yang menolak karena bau, dan disaat berjalan kita telah menunjukkan bahwa dengan TPS3R, sampah tidak akan bau dan tidak terbuang begitu saja ke TPA,” kenang Pak Deco.
Selain itu, TPS3R Sayan juga telah menghasilkan produk kompos, maggot, eco-enzyme, dan juga plastik yang sudah dipilah untuk didaurulang kembali.
Adapun pengalaman tersebut dibagikan ketika beliau menjelaskan program tersebut dalam webinar yang dilaksanakan oleh FORPASI (Forum Peduli Sampah Seluruh Indonesia). Sebagai langkah awal untuk menciptakan wadah bagi peningkatan kepedulian publik, FORPASI akan melanjutkan beberapa webinar ‘DISKUSI LESTARI’ di akhir pekan untuk membahas berbagai isu persampahan. Semangat untuk melanjutkan kegiatan ini kerap disampaikan oleh Hadohoan Satyalen Simaremare sebagai pendiri dan inisiator FORPASI.
“Kami akan mencoba tetap konsisten bergerak untuk membangun kepedulian publik tentang isu ini, karena semakin hari semakin situasi semakin mendesak. Kita bisa lihat TPA akan terbakar dimana-mana,” sebut Hadohoan.(bpn)
