Uang Palsu
Cegah Beredarnya Uang Palsu di Masyarakat, Bank Indonesia Dorong Penggunaan E-Money di Provinsi Bali. Sumber Foto : aar/bpn

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Sebagai salah satu upaya untuk mencegah beredarnya Uang Palsu (Upal) di masyarakat, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali terus mendorong penggunaan Uang Elektronik (E-Money) di setiap transaksi keuangan masyarakat melalui metode digitalisasi perbankan yang berbasis QRIS.

Selain memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan, digitalisasi transaksi keuangan disinyalir juga mampu meminimalisir penyebaran Virus Covid-19, dengan mengedepankan metode ‘Cashless Payment’ sehingga masyarakat tidak diharuskan menggunakan Uang Fisik sebagai alat transaksi finansial, guna mengurangi kontak langsung antar individu yang beresiko menjadi media penularan virus melalui perantara Uang Fisik tersebut.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, saat mengikuti kegiatan Capacity Building bersama rekan-rekan media, yang menghadirkan Kepala Divisi Implementasi, SP, PUR, MI, Bank Indonesia Wilayah Bali, Agus Sisto Widjajati sebagai narasumber acara yang digelar di Sanur, Kota Denpasar, pada Kamis (26/8/2021) siang.

Dalam kesempatannya, Trisno Nugroho menjelaskan, seiring dengan perkembangan jaman di era digital sekarang ini, sektor perbankan di Indonesia juga tak luput mengalami perubahan yang cukup signifikan terjadi. Digitalisasi transaksi perbankan, menjadi strategi kedepan untuk membangkitkan kembali sektor perekonomian Indonesia khususnya Bali, pasca krisis Pandemi Covid-19 yang terjadi. Menurutnya, dengan mengedepankan konsep transaksi nontunai di era digitalisasi perbankan akan menjadi sebuah solusi bagi masyarakat dalam menjawab tantangan di masa depan.

Baca Juga :  Wali Kota Jaya Negara Hadiri Karya Melaspas di Pura Puseh Dadia Desa Adat Penatih

“Penggunaan metode pembayaran non-tunai ini akan terus kita dorong, agar kedepannya Bali tentunya saya katakan bisa bertahan, bangkit, dan pada akhirnya naik kelas. Kita juga melihat, digitalisasi transaksi keuangan saat ini mulai semakin diminati oleh masyarakat dan keberadaan digital payment memang sangat membantu. Selain dapat mencegah peredaran uang palsu, metode ini juga mampu mengurangi resiko tertular virus corona yang bisa saja terjadi saat kita bertransaksi secara tunai,” ungkap Trisno.

Selanjutnya, minat masyarakat Bali untuk menerapkan transaksi non-tunai terus mengalami peningkatan. Banyak masyarakat yang memilih untuk menggunakan Uang Elektronik di masa Pandemi Covid-19 ini, karena dinilai lebih cepat dan mudah. Bank Indonesia Provinsi Bali mencatat, sebagai contoh di bulan Juli 2021 nilai transaksi dengan menggunakan QRIS di Bali mencapai Rp43,54 Miliar dengan volume transaksi sebanyak 375 ribu setiap bulannya.

Baca Juga :  Honda Premium Matic Day Bali, Raih Beragam Penawaran Menarik Pembelian Sepeda Motor Impian

“Memang sekarang masyarakat Bali sudah mulai kesitu arahnya cukup melakukan transaksi melalui QRIS. Terlebih sekarang juga banyak platform lain seperti, GoPay, OVO, DANA, yang hanya membutuhkan satu QR Code untuk semua pembayarannya. Dari UMKM sampai ke pedagang pasar pun sudah banyak yang beralih ke digital bahkan sampai ada yang lupa bentuk dan warna uang itu seperti apa,” tutupnya. (aar/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News