HK ISKCON
Atas, Dewi Damayanti. Bawah, Jro Pande Alit Arsana. Sumber Foto : aar/bpn

Kisah lain juga diceritakan oleh Jro Pande Alit Arsana, pria asal Negari, Singapadu, Kabupaten Gianyar, yang mengaku pernah mengikuti ajaran Sampradaya Non-Drasta Bali, Hare Krishna di Tahun 1998-1999.

Jro Pande menuturkan, dirinya mengikuti ajaran tersebut berawal dari pembicaraannya bersama dengan Prabu (sebutan tokoh HK pria) dan Mataji (sebutan tokoh HK wanita) yang memberikan pengaruh kepadanya, dengan filsafat-filsafat tradisi Hare Krishna hingga mampu meyakinkan dirinya untuk mau mengikuti setiap ajarannya.

Namun, setelah dijalani, Jro Pande mengaku pemahaman ilmu yang diajarkan aliran Hare Krishna kepada dirinya mengalami benturan terhadap apa yang dia yakini. Semakin dalam dirinya memahami filsafat melalui Kitab Bhagawad Gita versi Prabhupada, dan akhirnya membuat dirinya sadar bahwa banyak ayat-ayat di Kitab tersebut yang dimanipulasi dan justru melenceng dari ajaran Hindu Dharma.

Sehingga hal tersebut membuat dirinya berhenti untuk mendalaminya dan kembali kepada ajaran – ajaran leluhur Hindu Bali.

Baca Juga :  Indonesia Siap Sambut Para Pemimpin Negara, Menteri dan Delegasi World Water Forum ke-10

“Yang di Tuhankan disana justru pendiri dari ajaran Sampradaya itu sendiri. Disana disebutkan yang di Tuhankan itu adalah Sri Krsna Caitanya Mahaprabu, yang akhirnya saya ketahui itu adalah pendiri dari ISKCON. Tujuanya hanya satu disana, Krishna. Padahal yang saya pahami itu adalah, Bumi Pertiwi, Alam Semesta dan Tuhan Yang Maha Esa, Ida Shang Hyang Widhi Wasa. Dan sayangnya, mohon maaf ini, kita-kita yang ada di Bali ini sudah dibohongi oleh mereka,” ujar Jro Pande. (aar/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News