HK ISKCON
Atas, Dewi Damayanti. Bawah, Jro Pande Alit Arsana. Sumber Foto : aar/bpn

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Dewi Damayanti dan Jro Pande Alit Arsana, dua orang mantan penganut aliran Hare Krishna (HK) ISKCON, berkesempatan untuk berbagi kisahnya kepada tim Baliportalnews.com yang bagaimana cerita mereka dapat kembali kepada ajaran Hindu Dharma.

Berawal dari kisah Dewi Damayanti, seorang wanita kelahiran Sulawesi tahun 1995, yang pada masa kecilnya dia memang dibesarkan oleh keluarga yang menganut aliran Sampradaya atau Hare Krishna.

Menurut Dewi, pada tahun 2000-an di Sulawesi Selatan penyebaran paham Hare Krishna sangat masif terjadi, banyak sekali masyarakat yang tertarik untuk mempelajarinya, khususnya masyarakat Hindu Bali yang ada disana.

Karena banyak yang menganggap pemahaman yang diajarkan oleh Sampradaya tersebut mempunyai banyak kemiripan dengan ajaran Hindu Dharma Bali, hanya saja pemahamannya tersebut dianggap lebih praktis sehingga banyak yang berminat untuk mempelajarinya.

Baca Juga :  Peluncuran Program TPAKD Kota Denpasar: Kredit/Pembiayaan Sektor Prioritas Pertanian, Simpanan Pelajar, dan UMKM Bali Nadi Jayanti

Dan pada puncaknya konflik pun terjadi disana, yang berawal dari para penganut Hare Krishna dianggap telah melakukan pelecehan terhadap simbol tradisi Hindu Dharma Bali dan dianggap tradisi tersebut bertolak belakang dengan apa yang diajarkan oleh Sampradaya Hare Krishna, hingga berujung pada aksi penolakan terhadap aliran Hare Krishna di Sulawesi.

“Mereka itu (HK) total menyembah Krishna sebagai Tuhan. Jadi kalau ada tradisi lain, mereka ga percaya. Waktu itu aku masih kecil, jadi denger dari orang tua, kalau konfliknya itu dulu awalnya karena mereka udah mulai mempengaruhi supaya kita untuk tidak lagi menyembah leluhur, kita mecaru dihujat. Hingga pas konflik itu, mulai timbul perpecahan, dan dari situ keluarga saya mulai stop Hare Krishna,” ungkap Dewi Damayanti, Jumat (21/5/2021).

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News