HIV AIDS
Upaya Membangun Sistem Ketersediaan Logistik Obat HIV/AIDS Secara Berkesinambungan. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Untuk mengontrol serta memaksimalkan ketersediaan logistik obat-obatan HIV/AIDS serta pemerataan konsep layanan di Denpasar, Yayasan Kesehatan Bali (Yakeba) membentuk 3 program yang dilaksanakan di 3 Kota serentak di Indonesia, yaitu Denpasar, Surabaya dan Malang.

Tujuan kegiatan ini menurut koordinator SSR Yakeba Fais Abdillah, adalah mempercepat Proses eliminasi epidemi HIV/AIDS di Indonesia pada tahun 2030. Hal itu diungkapkan Fais Ketika memberikan pengantar pertemuan Koordinasi membangun sistem ketersediaan logistic obat ARV-TB dan Komudity service Delivery serta mekanisme distribusinya, Jumat (18/3/2022) di Warung Ciung Wanara Denpasar.

Dalam pertemuan Fais juga menegaskan, tujuan khusus petemuan tersebut adalah sebagai Langkah awal untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat melalui mekanisme umpan balik dan peningkatan koordinasi dan kolaborasi,  meningkatkan layanan kesehatan agar lebih sesuai dengan apa yang mungkin diharapkan di bawah rubrik layanan yang berpusat pada masyarakat (CSS) dan untuk mengurangi hambatan terkait hak asasi manusia dan memungkinkan lingkungan yang kondusif yang akan  mendukung akses kesehatan dengan meningkatkan intervensi multistakeholder tingkat nasional dan daerah dan memperkuat keterlibatan masyarakat (HR).

“Untuk Denpasar, kita sudah membentuk 3 bidang yang siap membantu LSM, Komunitas maupun layanan bergerak agar sesuai dengan rencana kegiatan yang telah dibuat sebelumnya,” jelasnya.

Baca Juga :  Jalin Silaturahmi, AMSI Bali Bertandang ke APJII Bali Nusra

Tiga Bidang tersebut jelas Fais adalah Bidang Community Based monitoring and Feedback Officer (CBMFO), Bidang Advokasi Officer dan Paralegal.

Untuk Bidang CBMFO Yakeba Denpasar saat ini dipegang Vidi Irawan Wijaya (Andro). Andro menuturkan, tugas pokoknya adalah menjembatani LSM, PL serta Layanan agar tercipta keharmonisannya.

“Kita memiliki peran khusus yaitu menggali dan menjembatani apa yang menjadi kendala di lapangan. Dimana CMBF lebih memberikan pencerahan serta membantu menggali permasalahan yang sering terjadi di lapangan. Tentunya masalah antara LSM dengan PL, PL dengan Clien serta PL dengan Layanan atau sebaliknya,” katanya.

Bidang Paralegal Yakeba saat ini dipegang Endang Iriawan. Tugas bidang ini adalah menjembatani serta memberikan sosialisasi hukum yang dialami komunitas di lapangan.

“Kita sudah banyak membantu komunitas untuk memperoleh keadilan. Tentunya kita bekerjasama dengan LBH Apik dan LBH Bali. Dimana persoalan yang kita bantu adalah mengingatkan petugas hukum, baik kejaksaan maupun kepolisian, agar tetap memberikan kesempatan bagi para klien yang menjalani proses hukuman agar tetap bisa mengakses obat di tempat mereka saat ini. Apakah itu di tahanan atau di kantor Polisi,” katanya.

Baca Juga :  Konsisten Sebarkan #Cari_Aman Melalui Kunjungan ke Sekolah Binaan

Sedangkan bidang Advokasi yang saat ini dipegang Ida Bagus Gunada atau Gusdek, lebih menekankan pada proses advokasi Ketika 2 bidang di atas mengalami kendala dalam menjalankan aktivitasnya di lapangan.

“Kita mempunyai peran khusus, yaitu membantu kelancaran kegiatan yang dilaksanakan oleh 2 bidang tersebut di atas. Dan ini lebih mengarah pada bantuan dalam proses kebijakan teknis di atas PL atau pun layanan. Artinya kita akan membantu memediasi dan mempercepat proses penyelesaian masala, Ketika hal itu ditemukan di lapangan oleh LSM, PL serta Layanan,” katanya.

Dalam pertemuan di Warung Ciung Wanara tersebut juga dihadiri KPA Kota Denpasar, layanan VCT RS Wangaya, Layanan VCT Puskesmas I Denpasar Utara, Layanan VCT Puskesmas I Denpasar Timur, Layanan VCT Puskesmas II Denpasar Barat, Layanan VCT Puskesmas II Denpasar Selatan, Pengelola Program TB Dinas Kesehatan Kota Denpasar, PPTI Kota Denpasar, Yayasan Kerthi Praja, Yayasan Spirit Paramacita, Yayasan Gaya Dewata, Yayasan Kalpelata, IKON, Perwaron dan dari Yakeba sendiri.

Baca Juga :  PLN Selalu Siaga & Waspada di Setiap Titik SPKLU untuk Sambut Arus Balik

Dalam proses membuat rencana Tindak Lanjut, terdapat beberapa poin penting yang akan direalisasikan dalam waktu dekat. Beberapa poin penting tersebut adalah KPA Denpasar akan membangun atau mengaktifkan Kembali outlet kondom mandiri yang sudah sejak lama tidak berjalan. Dimana KPA akan mengusulkan adanya kemandirian akses Kondom di outlet HOTSPOT, dimana mekanismenya akan diatur lebih lanjut.

Tindak lanjut berikutnya adalah mendorong stakeholder melakukan pemetaan untuk populasi kunci untuk memenuhi layanan serta koordinasi dengan LSM penjangkau maupun pendamping komunitas. Layanan puskesmas dalam waktu dekat segera mengajukan permohonan logistic berupa Kondom, Pelicin dan Jarum Suntik sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan di lapangan. Juga ditegaskan mekanisme pengajuan permohonan yang akan dibantu prosesnya oleh bidang yang dibentuk SSR Yakeba. (bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News