IOTANIC
Ilustrasi dari TOP 3 Early Stage Startup, IOTANIC, saat melakukan Final Pitch, Mini Expo, dan Penerimaan plakat serta dana pembinaan oleh Vice President Stakeholder Relations & Management PT Pertamina (Persero), Rifky Rahman Yusuf pada 29 November 2023 di The Patra Bali Resort & Villa, Bali. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, BADUNG – Banyak start up dan pelaku usaha yang mengembangkan alat pengukur unsur hara tanah, namun tak ada yang langsung memberikan rekomendasi. Iotanic, top 3 start up Pertamuda Seed and Scale 2023 tak hanya menciptakan alat pengukur unsur hara tanah namun juga memberikan rekomendasi bagi para petani.

“Kami bergerak di bidang agritech startup, menyediakan layanan untuk analisis unsur hara tanah sehingga bisa memberikan rekomendasi pemupukan yang tepat bagi para petani sehingga bisa dilakukan efisiensi dan meningkatkan produktivitas,” kata Founder Iotanic, Mahdaviqia Dharmawan (20) usaha menerima penghargaan Rabu (29/11/2023) top 3 kategori early stage startups

Alat yang diciptakan bernama soil station, adalah alat yang diciptakan dan dikembangkan untuk sensor tanah, dengan indikator nitrogen, fosfor, kalium dan Ph tanah. Data tersebut akan ditransfer ke website untuk dilakukan analisis data.

“Saat ini sudah ada alat pengukur pH maupun NPK namun yang menjadi value position kami adalah kami sudah masuk di tahap rekomendasi, seperti pemupukan berapa kg, pemupukan dimana saja, sudah ada disana, karena untuk tahap rekomendasi diperlukan analisis data terlebih dahulu, diperlukan juga collecting data dari pertanian-pertanian sebelumnya,” ujarnya dari mahasiswa semester 7 Prodi Agribisnis Universitas Sebelas Maret ini.

Baca Juga :  Sambut Lebaran 2024, Honda Siapkan Layanan Posko dan Dealer Siaga di Berbagai Daerah

Rekomendasi yang diberikan berbasis Artificial Inteligent (AI) dengan layanan berbayar. Sementara rekomendasi yang tidak berbayar, diberikan dalam bentuk tatap muka atau offline melalui penyuluh pertanian dari pihaknya.

Mahdaviqia menambahkan, ide itu muncul diakui ketika ia melakukan beberapa project dengan beberapa petani. Agriteknologi start up dikatakan sudah banyak tapi petani mengeluhkan banyak teknologi yang mereka terima namun tidak bisa mengaplikasikan atau tidak memahami tata cara penggunaannya.

Maka dari itu ia mencipatakan teknologi ini dan telah diimplementasikan di 7 kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Barat dengan luas lahan 25.000 meter persegi. Hasilnya, dari pilot project yang dilaksanakan di Sukoharjo Degnan pertanian cabai, mereka sudah mampu melakukan efisiensi biaya pemupukan sebesar Rp200.000 dan proyeksi peningkatan produktivitas sebesar 20%.

Dari project tersebut itu, ia teringat dengan teman–temannya yang pernah mengikuti Pertamuda yang mampu naik kelas maka ide tersebut ia bawa ke kompetisi Pertamuda 2023 ini. Ia percaya tanpa dukungan dari stakeholder, sulit bagi start up untuk berkembang.

Dengan adanya Pertamuda dengan mentor yang berkompeten, matching fun, business matching dengan para stakeholder membuatnya bisa scaling up dan ia juga bisa mendapatkan banyak strategic partner.

“Mengikuti Pertamuda Seed and Scale tidak hanya berimpact pada funding, tapi juga menemukan strategiv partner untuk pengembangan produk, berbincang dengan venture capital dan mendapatkan banyak masukan terkait perkembangan bisnis ke depan, serta cara pandang dari founder start up lain untuk saling bertukar ide dan pikiran. Terima kasih Pertamina,” ujarnya.(bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News