unud
I D.G. Palguna. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, JIMBARAN – Dalam peringatan Dies Natalis Universitas Udayana yang ke-61, sebuah ceramah orasi mengenai perjuangan dan kontribusi besar Profesor Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M (almarhum) disampaikan oleh I D.G. Palguna, menggambarkan perjalanan dan dedikasi seorang tokoh yang mengubah sejarah bangsa Indonesia dan tatanan dunia, terutama dalam bidang hukum laut.

Pada awal orasinya, Palguna menyampaikan rasa terima kasih kepada Panitia Dies Natalis Universitas Udayana yang telah memberikan kesempatan untuk berbicara mengenai Mochtar Kusumaatmadja. Meskipun Mochtar Kusumaatmadja adalah seorang akademisi, politikus, dan ahli hukum terkemuka, ini adalah kali pertama ia diundang untuk berbicara di Universitas Udayana, di mana Mochtar Kusumaatmadja pernah mengajar selama lebih dari 35 tahun.

Mochtar Kusumaatmadja merupakan tokoh yang mengubah sejarah bangsa Indonesia, terutama dalam bidang hukum laut. Kisahnya dimulai pada akhir 1950-an ketika hubungan antara Indonesia dan Belanda tegang karena masalah Irian Barat. Belanda secara demonstratif mengirimkan kapal-kapal perangnya, termasuk kapal induk, ke Laut Jawa. Pada saat itu, Indonesia masih menerapkan undang-undang buatan Belanda dalam pengaturan wilayah lautnya, yang menyebabkan laut lepas di antara pulau-pulau Indonesia.

Mochtar Kusumaatmadja menjadi bagian dari Panitia Interdepartemental (INTERDEP) yang bertugas menyusun Rancangan Undang-Undang Laut Teritorial dan Lingkungan Maritim Indonesia untuk menggantikan hukum laut yang berlaku saat itu. Namun, pekerjaan Panitia ini terhambat, dan Mochtar Kusumaatmadja ditantang oleh Menteri Veteran Chairul Saleh untuk mengubah cara berpikir tentang masalah ini. Mochtar Kusumaatmadja menerima tantangan tersebut dan pergi ke Bandung untuk mengembangkan konsep yang kemudian menjadi dasar pemikiran Konsepsi Wawasan Nusantara.

Baca Juga :  Bunda PAUD Kembali Bagikan PMT dan APE Bagi Siswa dan Anak PAUD di TK Negeri Kerambitan

“Konsepsi Wawasan Nusantara yang diciptakan oleh Mochtar Kusumaatmadja mengubah pandangan tentang laut di antara pulau-pulau Indonesia,” jelas Palguna.

Sebelumnya, laut dianggap sebagai pemisah antar pulau, tetapi melalui konsep ini, laut dianggap sebagai penghubung yang mempersatukan Indonesia. Konsep ini akhirnya diadopsi dalam Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957, yang mengklaim semua perairan di antara pulau-pulau Indonesia sebagai perairan pedalaman Indonesia.

Cerita Mochtar Kusumaatmadja tidak berakhir di sini. Pada saat deklarasi ini diumumkan, banyak negara besar, termasuk Amerika Serikat, Inggris, dan Belanda, mengajukan protes keras. Namun, Indonesia tidak gentar dan memperkuat posisinya dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 4/Prp/1960 tentang Perairan Indonesia. Posisi tegas Indonesia akhirnya diakui dalam Konvensi Hukum Laut PBB 1982, di mana konsep negara kepulauan diakui sebagai bagian dari hukum internasional.

Dalam orasinya, Palguna juga menggambarkan pentingnya sinergi antara universitas dan pemerintah dalam mencapai visi dan misi bersama. Universitas Udayana, seperti Universitas Bologna di masa lalu, memiliki peran penting dalam mengenyahkan kegelapan dengan melahirkan sosok-sosok pencerah dan pemikir yang membawa perubahan positif bagi masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam mengakhiri orasinya, Palguna mengingatkan bahwa Widya (pengetahuan) adalah pusaka yang sangat mulia, dan sinergi antara universitas, fakultas, dan pemerintah adalah kunci untuk mencapai visi misi universitas dalam mengenyahkan kegelapan.

Baca Juga :  Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan (KML) Badung Tingkatkan Kualitas Pembinaan Generasi Muda

Sebagai bagian dari upacara Dies Natalis, Palguna juga menghadiri pemberian penghargaan kepada mahasiswa dan dosen terbaik di Universitas Udayana serta penghargaan atas pengabdian dosen-dosen yang telah memberikan kontribusi luar biasa dalam dunia pendidikan dan penelitian.

Ceramah orasi ini mengingatkan kita akan pentingnya peran universitas dalam membentuk pemikiran dan perubahan positif dalam masyarakat. Profesor Dr. Mochtar Kusumaatmadja adalah contoh nyata bagaimana seorang akademisi dapat mengubah sejarah dan memberikan kontribusi besar bagi bangsanya. (unud.ac.id/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News