Pengamat politik
Pengamat politik dari Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas), I Nyoman Subanda. Sumber Foto : diksimerdeka.com

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Pengamat politik dari Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas), I Nyoman Subanda, menilai kemunculan pasangan bakal calon (Balon) Gubernur dan Wakil Gubernur I Nyoman Cantiasa dan Made Muliawan Arya (De Gadjah) yang dikenal dengan nama pasangan Canti-Mulia sebagai bagian dari penggodokan Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Sebelumnya, Made Muliawan Arya yang juga Ketua DPD Gerindra Provinsi Bali dikenal dengan sapaan De Gadjah, sempat mendampingi Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra dalam pasangan Mantra-Mulia. Namun, kini muncul kembali nama Canti-Mulia. Menurut Subanda, hal ini menunjukkan kondisi politik yang masih cair.

Baca Juga :  Ayu Kristi Arya Wibawa Hadiri Pelatihan Membuat Kerajinan Kain Perca di Banjar Puseh Kelurahan Pedungan

“Fenomena politik seperti ini biasa terjadi. Dari latar belakang masing-masing sosok yang mendampingi De Gadjah, dua sosok ini memiliki kapabilitas cukup tinggi,” ungkap Subanda  pada Rabu (26/6/2024).

Subanda menjelaskan bahwa Rai Mantra merupakan figur yang potensial untuk dipasangkan dengan siapa pun.

“Potensi dan basic beliau kuat, secara pengalaman ada, visi sangat bagus, pendidikan juga bagus beliau seorang doktor. Secara pengalaman dan intelektual, kapabilitas beliau cukup bagus,” tambahnya.

Menurut Subanda, I Nyoman Cantiasa juga tidak kalah cemerlang secara karir, dengan pengalaman dan basic kepemimpinan yang sudah teruji.

Baca Juga :  Wali Kota Jaya Negara Hadiri Pujawali di Pura Dangkhyangan Payogan Agung Segara Rupek

“Pengalaman dari segi militer, terutama sebagai jenderal dengan latar belakang Infanteri Kopassus, menunjukkan bahwa pengalaman strategis, leadership, dan tingkat kecerdasan beliau sudah teruji,” tegasnya.

Cantiasa memiliki potensi besar untuk meraup dukungan masyarakat, terutama karena berasal dari Kabupaten Buleleng yang merupakan penyumbang suara pemilih terbesar di Bali.

“Sebagai representatif Buleleng, dengan kuantitas pemilih yang mayoritas, dan usia yang masih relatif muda, beliau sedang dalam masa matang,” jelas Subanda.

Lebih jauh, Subanda melihat bahwa munculnya nama Cantiasa merupakan hasil dari penggodokan KIM. Partai juga melakukan survei untuk menilai nama-nama baru yang muncul sebagai pengganti Rai Mantra.

Baca Juga :  Wakil Ketua KKKS Kota Denpasar Hadiri Talk Show Wanita Hebat Masa Kini

“Semua bisa saja berubah, namun komunikasi antara Rai Mantra dan pihak lainnya masih terus berlangsung,” ungkapnya.

Menurut Subanda, kunci kemenangan bukan terletak pada Rai Mantra, namun pada kehendak Jokowi dan Prabowo.

“Seperti halnya Pemilu Presiden di Bali, di mana calon presiden menang 60%. Kemenangan di Pilkada akan ditentukan oleh restu dan dukungan dari tokoh-tokoh penting ini, baik secara moral maupun moril,” tutupnya. (bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News