Dewa Gede Sutama Saputra
Dewa Gede Sutama Saputra saat memilah barang bekas sebelum dijual ke pengepul. Sumber Foto : Gede Ari Mahendra

BALIPORTALNEWS.COM, BULELENG – Dewa Gede Sutama Saputra memang hanya seorang pengumpul barang bekas yang berkeliling setiap jam 5 pagi dari rumahnya di Kelurahan Banyuning hingga paling jauh sampai Desa Petandakan. Namun siapa sangka berkat jerih payahnya mengumpulkan barang bekas yang bernilai ekonomi, pria berusia 48 tahun ini bisa menguliahkan dua anaknya sampai jenjang perguruan tinggi.

Semenjak diberhentikan menjadi salesman di salah satu perusahaan es krim ketika pandemi Covid-19 melanda, bapak tiga anak ini harus memutar otak agar bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya bersama keluarga.

“Dulu saya (Dewa) sempat menjadi seles eskrim tapi karna sepi berhenti, pekerjaan tersebut tidak lama saya tekuni disamping itu saya juga sempat jadi tukang ojek akan tetapi karena Covid-19 orang-orang jadi enggan keluar beraktivitas sebagai biasanya dan menyebabkan tidak adanya pelanggan yang ingin menggunakan jasa ojek saya waktu itu,” tuturnya sembari membersihkan sisa-sisa tanah dan menghilangkan merek yang menempel pada botol bekas hasilnya berkeliling seharian.

Dari hasilnya mengumpulkan barang bekas keliling desa, dirinya berhasil meraih uang sebulan rata-rata senilai 300-500 ribu. Meski terbilang jauh dari rata-rata penghasilan bulanan pekerja pada umumnya, namun siapa sangka laki-laki paru baya ini mampu menguliahkan dua anaknya hingga ke jenjang perguruan tinggi negeri di Kota Singaraja.

Baca Juga :  Tips Memilih Sarung yang Nyaman, Beli di Blibli Lebaran Promo Lebih Hemat!

Dalam bekerja mengumpulkan kadang Dewa dibantu anak-anak dan juga istrinya. Meski begitu setiap dirinya mencari barang bekas tidak serta-merta berjalan mulus atau lancar terkadang ada kendala yang mengancam nyawanya. Sebab selain berkeliling ke rumah – rumah di seputaran Kelurahan Banyuning, Ia juga mencari di selokan, sungai, pinggir jalan, dan tempat lainnya yang dia lewati ketika mencari barang bekas.

“Sehari itu tidak menentu jumlahnya berapa yang bisa saya dapat, itu semua belum bisa langsung saya jual tapi harus dibersihkan supaya harganya lebih mahal. Kadang anak juga ikut bantu pilah sepulang kuliah atau saat libur. Memang risiki tentu ada disetiap pekerjaan tapi mau bagaimana lagi kerjaan ini sudah saya tekuni hampir 4 tahun dan bersyukur bisa juga dipakai menguliahkan anak-anak,” tuturnya sambil meneruskan memilah botol-botol yang berhasil dikumpulkan sebelum disetor ke pengepul yang ada di seputaran Kelurahan Kampung Bugis, Singaraja.

Baca Juga :  Dapatkan Tab Samsung S9 di Blibli Harga Terjangkau

Meski dengan penghasilan yang pas-pasan, dirinya merasa bersyukur anak-anaknya tidak pernah menuntut untuk dibelikan ini itu saat menjalani masa perkuliahan. Kini dirinya hanya berharap supaya tetap diberikan kesehatan dan kelancaran dalam mencari barang bekas di kesehariannya.

“Ya harapan saya semoga bisa menuntaskan kewajiban mereka (berkuliah) dan menjadi orang yang lebih baik dan tidak seperti saya yang hanya sekolah sampai kelas 4 SD karena keterbatasan biaya,” harapnya dengan raut wajah penuh harapan.(Gede Ari Mahendra, Mahasiswa S1 Jurusan Ilmu Komunikasi STAH Mpu Kuturan)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News