PMI
Program Menyapa di Kecamatan Pekutatan, Bupati Tamba Paparkan Program Pemberdayaan Anak Muda. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, JEMBRANA – Program Bupati Jembrana Menyapa, kembali digulirkan. Kali ini giliran desa-desa di Kecamatan Pekutatan yang dipusatkan di wantilan Kantor  Desa Asah Duren. Seperti sebelumnya, dengan mengajak segenap pimpinan OPD, Bupati Tamba menyapa warganya dengan menyampaikan berbagai program termasuk menampung aspirasi yang disampaikan.

Kesempatan itu, mantan Ketua Komisi II DPRD Bali itu membuka ruang diskusi bagi anak-anak muda dengan memaparkan sejumlah program pemberdayaan yang ditujukan khusus bagi generasi muda Jembrana.

Salah satunya program penyaluran tenaga kerja keluar negeri. Mendukung program ini, Kabupaten Jembrana telah melaksanakan MoU dengan sejumlah lembaga penyalur kerja serta menggandeng kepala desa masing-masing. Dari program itu, diharapkan dapat menyalurkan 20 anak-anak muda di tiap desa bisa diterima bekerja di luar negeri.

“Kita ingin mendapatkan pengakuan dari masyarakat bahwa apa yang mereka butuhkan dari masyarakat yang kita ajak berdialog malam ini,” ujar Bupati I Nengah Tamba, Kamis (16/11/2023) di wantilan Kantor Desa Asah Duren.

Dari program itu, diharapkan dapat menyalurkan tenaga kerja di tiap desa yang memiliki keinginan untuk bekerja di luar negeri.

Ia mencontohkan, apabila satu orang saja dari tenaga kerja asal Jembrana itu  mengirimkan uangnya ke daerah asalnya, maka akan sangat berpengaruh terhadap perputaran uang sekaligus pergerakan ekonomi di desa itu.

Baca Juga :  Pasar Murah Diskoperindag Diserbu Warga Loloan Barat Jembrana

“Bayangkan masing-masing tenaga kerja mengirimkan uang, tidak usah banyak banyak Rp3 juta saja ke desanya.  Berarti setiap desa itu, dikalikan 20 orang akan ada Rp60 juta uang yang akan  beredar. Belum dikalikan dengan 51 jumlah desa dan kelurahan yang ada di Jembrana,” katanya.

Lebih lanjut, Bupati Tamba menuturkan bahwa sebelumnya sudah dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan kepala desa untuk menyiapkan anak-anak muda di setiap banjar.

Karena itu, tiap kepala desa diberikan tugas menyiapkan anak-anak muda sebanyak 10 hingga 20 orang.

“Sebenarnya kita sudah melakukan MoU dengan desa-desa melalui kepala desa sudah ada penandatanganan Pakta Integritas, bahwa kepala desa itu menyiapkan anak-anak mudanya 10 hingga 20 per desa. Kepala desa inilah mencari potensi-potensi ini. Kemudian kita yang akan membina, masalah lulus atau tidaknya itulah yang kita seleksi, sehingga program 10 migran tenaga kerja yang kita berangkatkan keluar negeri itu bisa tercapai,” ucapnya.

Baca Juga :  Bupati Tamba Kagumi Jam Kayu Karya Anak Muda Jembrana

Bupati Tamba menambahkan, generasi muda harus berani mengambil momentum dengan cepat. Harapannya, agar mereka tidak akan ketinggalan dan hanya jadi penonton.

Dirinya pun bersedia mengirim tenaga pendidik untuk mengajar anak-anak muda tersebut. “Kalau anak-anak muda mau membentuk kelompok-kelompok kita buatkan jadwal, kita kirimkan guru bahasa inggris yang akan mengajar mereka, karena ini persiapan. Pekutatan ini menjadi Lokomotif Jembrana Emas, embrionya dan episenternya disini (Pekutatan). Jadi anak-anak muda di sini harus sadar itu, dia harus ambil momentum ini cepat, kalau dia tidak mengambil momentum ini dia bisa ketinggalan karena diambil oleh anak-anak muda yang lain,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Balai Pelatihan Kerja (BLK) Jembrana, I Putu Agus Arimbawa menjelaskan pada tahun 2024 akan diadakan paket pelatihan sebagai proyek calon Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Baca Juga :  OJK Bali Beri Edukasi Keuangan Kepada 1.000 UMKM di Kabupaten Jembrana 2024

Arimbawa menargetkan tahun 2024 nanti ada 200 orang bisa diberangkatkan dari alumni pelatihan BLK. Dirinya menyebut dalam pelatihan itu mengambil waktu selama tiga bulan, kecuali untuk pelatihan SPA hanya satu bulan saja.

“Prosedurnya anak-anak ikut Pelatihan dulu di BLK, jadi untuk Tahun depan kita ada beberapa paket pelatihan, Bahasa Jepang ada 4 Paket, Bahasa Inggris ada 4 Paket, Welderlas ada 2 paket serta ada 1 paket yang mana semua itu adalah proyeksinya sebagai calon pekerja migran Indonesia.

“Kita target untuk tahun depan itu ada 200 orang yang bisa berangkat dari alumni pelatihan BLK, pelatihan itu rata-rata 3 bulan, kecuali spa 1 bulan, ” jelasnya.

Terkait dengan biaya keberangkatan, Arimbawa mengatakan Pemkab Jembrana menanggung subsidi sebesar Rp5 juta untuk biaya pelatihannya.

“Ini kita contohkan ke Jepang, jepang itu biaya totalnya Rp35 Juta, pemerintah mensubsidi Rp5 juta, kemudian pinjaman koperasi Rp25 juta, jadi anak-anak mandiri harus mempersiapkan uang Rp5 juta untuk biaya prosesnya,” tandasnya.(ang/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News