tegar
Special Screening Film Tegar di Bali Bikin Penonton Mewek, Segera Tayang 24 November. Sumber Foto : tis/bpn

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Rumah Produksi Aksa Bumi Langit Bandung menggarap film berjudul ‘Tegar’. Film yang menceritakan tentang seorang anak disabilitas yang memiliki mimpi dan keinginan untuk bersekolah dan teman. Film ini akan tayang di Bioskop pada tanggal 24 November 2022 dan disutradarai oleh Anggi Frisca.

Aksa Bumi Langit mengadakan Special Screening untuk Film Tegar di Level 21 XXI Mall Denpasar pada Selasa (18/10/2022). Acara ini dihadiri oleh Produser Film Tegar, Chandra Sembiring, Sutradara Film Tegar, Anggi Prisca, Pemeran Utama Film Tegar, Aldifi Tegarjaya dan turut hadir untuk menonton Kepala Dinas Sosial Kota Denpasar, I Gusti Ayu Laxmy Saraswaty, Sekretaris Komisi Perfilman Bali, Dewi Pradewi, serta #TemanTegar lainnya.

Chandra Sembiring selaku Produser Film Tegar mengatakan Tegar itu lahir di Bali dan pindah tinggal di Bandung maka special screening kita coba adakan di Bali dan ingin melihat bagaimana antusias masyarakat bali dengan film Tegar ini.

“Saya ingin penonton bisa melihat hal baru di film ini bagaimana semangatnya tegar,” kata Chandra.

Baca Juga :  Pemkot Denpasar Gelar Pasar Murah, Jaga Stabilitas Inflasi Jelang Idul Fitri

lebih lanjut ia mengatakan kampanye film tegar ini mengajak kampus, perusahaan swasta dan media untuk berkolaborasi.

“Saya harap film ini bisa menginfluen dan memberikan edukasi untuk penonton,” harapnya.

Sutradara Anggi Frisca mengatakan ketertarikannya untuk menyutradarai flm ini karena ternyata banyak teman-teman disabilitas dengan keterbatasan ternyata mereka mempunyai mimpi dan keinginan salah satunya Tegar.

“Dengan adanya film ini saya berharap masyarakat lebih peduli terhadap disabilitas, sebetulnya mereka yang memiliki kekurangan membutuhkan hak yang layak,” terang Anggi.

Lebih lanjut ia menerangkan proses shooting film Tegar sendiri untuk pemeran utamanya yaitu Aldifi Tegarjaya melakukan treatment khusus selama 1 tahun. Dalam proses penulisan skenario kita melibatkan partisipasi dari salah satu teman disabilitas, kita juga coba audensi ke berbagai pihak seperti Kemendikbud dan Kemensos.

Kepada awak media pemeran utama film Tegar, Aldifi Tegarjaya mengatakan senang dan berterima kasih bisa menjadi bagian dalam film tersebut.

“Seneng bisa shooting dan jadi bintang film,” ucap Tegar.

Baca Juga :  Bank Mandiri Siapkan Rp1,15 Triliun untuk Kebutuhan Uang Tunai di Bali dan Nusa Tenggara Jelang Idul Fitri

Sementara itu, Ibunda Tegar, Fifit Sri Zunia mengaku tidak menyangka saat pertama kali ditawari main film, Tegar langsung bilang ‘iya’.

“Awalnya ketika saya dan crew berdiskusi, jika Tegar bilang ‘tidak’, kami tidak akan melanjutkan lagi, tetapi Tegar langsung bilang ‘iya’ dan menjalani proses syuting dengan baik,” ungkap Fifit.

Fifit juga berharap setelah hadirnya film Tegar ini, semua pihak dapat ikut berperan untuk memberikan perhatian lebih kepada anak berkebutuhan khusus dan tidak mengucilkan atau merendahkan mereka.

“Semoga fasilitas untuk anak berkebutuhan khusus bisa ditingkatkan lagi,” ujar Fifit.

poster tegar
Poster Film Tegar. Sumber Foto : Aksa Bumi Langit

Ditemui seusai acara, I Gusti Ayu Laxmy Saraswaty selaku Kepala Dinas Sosial Kota Denpasar menanggapai film Tegar ini sangat luar biasa.

“Film ini memperlihatkan bahwa disabilitas itu fisiknya saja yang berbeda tapi haknya sama,” ucap Laxmy Saraswaty.

Lebih lanjut ia menambahkan orang-orang yang tidak disabilitas harus bisa open minded, tidak boleh membeda-bedakan apalagi memojokan teman-teman kita yang memiliki kekurangan karena mereka juga mempunyai semangat yang tinggi.

Baca Juga :  Buka Gendo Law Office Open Karate Championship 2024, Pj. Gubernur Bali Harap Kejuaraan Tumbuhkan Karakter Karateka Sejati 

Sekretaris Komisi Film Bali, Dewi Pradewi ditemui saat selesai menonton film merasa terharu ia mengatakan di film tegar ini kita bisa tau bagaimana hak sebagai manusia.

“Kita hanya liat dia sebagai disabilitas, tapi di film ini kita bisa tau apa sih tantangan hidup mereka, apa yang mereka rasakan,” kata Dewi.

Lebih lanjut Dewi mengatakan di film ini kita juga bisa merasakan mental, psikis mereka yang memiliki kekurangan berhadapan dengan orang-orang sempurna.

Pasangan suami istri asal Klungkung Komang Agus dan Yuni Andriani menonton film ini membuat mereka terharu dengan semangat tegar yang luar biasa.

“Film ini mengajarkan kita bagaimana memanusiakan manusia, mereka juga memiliki hak yang sama dengan kita,” kata Komang Agus.

Dari sisi seorang ibu jika ada diposisi ini Yuni Andriani mengatakan, sungguh berat bagaimana memperbolehkan anak penyandang disabilitas berhadapan dengan dunia luar yang sangat keras ini.

“Pesan moral yang disampaikan di film ini sangat luar biasa,” ucap Yuni Andriani.(mon/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News