Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM, YOGYAKARTA – Akses menuju ke tempat-tempat wisata atau konektivitas antar destinasi wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) semakin baik. Jalan-jalan mulus “menyambungkan” satu objek di satu daerah dengan objek berikutnya di daerah lain. Misalnya, objek wisata di Kulonprogo, Bantul dan Gunungkidul, kini terhubung jalan mulus JJLS (Jalur Jalan Lintas Selatan).

“JJLS atau Jalur Jalan Lintas Selatan ini tidak hanya menghubungkan wilayah di DIY saja. Namun juga menghubungkan wilayah Jawa Tengah , DIY, dan Jawa Timur bagian selatan. Membentang dari Purworejo di Jawa Tengah hingga Pacitan di Jawa Timur. Ini akan menambah kenyamanan wisatawan yang berlibur ke DIY,” jelas Kepala Dinas Pariwisata DIY Aris Riyanta, MSi.

Saat libur Lebaran nanti, diharapkan wisatawan bisa lebih nyaman dan aman saat berada di jalan. Sehingga para wisatawan bisa menikmati objek wisata di DIY tanpa mengeluh jalannya jelek sehingga waktunya habis di jalan.

Untuk tempat-tempat wisata, Kepala Dinas Pariwisata DIY menyebutkan, di DIY, khususnya di wilayah Gunungkidul terdapat Geopark Gunungsewu yg sudah diakui oleh UNESCO pada 19 September 2015. Dan sudah masuk dalam Global Geopark Network. Sehingga yg diakui UNESCO tidak hanya candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, namun ditambah Geopark tersebut. “Jadi andalan kita saat ini tidak hanya candi. Ada 13 Geosite di wilayah tersebut, yang saat ini sudah dijadikan sebagai pemberdayaan masyarakat melalui pariwisata,” tambah Aris.

Baca Juga :  Kegiatan Spesial Selama Bulan Ramadhan di Pertamina Mandalika International Circuit

Para wisatawan, lanjut Aris, bisa menikmatinya saat liburan nanti. Antara lain Gunung Api Purba Nglanggeran,  berbagai goa seperti Jomblang, Pindul, Kalisuci, Tanding dan gua-gua lainnya. “Juga site Bengawan Solo Purba, bukit-bukit unik berbentuk domes, situs Sukoliman, dan pantai-pantai indah berpasir putih, kesemuanya itu terbentuk dari dasar laut yang terangkat ke daratan karena tenaga endogen dari dasar bumi beberapa juta tahun lalu,” tegas Aris.

Arias lantas merinci sekaligus berpromosi kekhasan pantai-pantai di wilayah Gunungkidul. “Ada pantai yang cocok bagi yang senang snorkeling  yaitu Pantai Nglambor. Pantai untuk yang senang panjat tebing baik bagi pemula sampai tingkat mahir yaitu Pantai Siung. Lalu untuk yang senang berselancar, ada Pantai Wedi ombo,” promonya.

Baca Juga :  Libur Lebaran, Akomodasi Pariwisata Gumi Lahar Kecipratan Berkah

Aris juga menyinggung dibangunnya Airport baru yg mampu didarati pesawat Boing 777 jelajah antar benua. Bandara ini diharapkan rampung Maret 2019. Jika bandara ini selesai maka aksesibilitas penerbangan langsung berbagai negara dapat langsung ke DIY.

Oleh karena itu, Aris sangat optimistis target kunjungan wisata 2017 akan tercapai. Tren kunjungan wisata selalu naik. Selama 2016 lalu target kunjungan wisatawan ke Yogyakarta mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya. Bila 2015, jumlah wisatawan domestik sebanyak 290 ribu orang, pada 2016 naik menjadi 3,5 juta orang. Wisatawan mancanegara yang semula 356 ribu orang, naik menjadi 360 ribu wisatawan.

Target kunjungan wisata 2017 ini ada kenaikan 15 sampai dengan 20 persen. Wisatawan mancanegara ditargetkan naik menjadi 380 ribu sampai dengan 500 ribu orang. Sedangkan wisatawan domestik ditargetkan naik menjadi 4,2 juta orang. Dengan aksesibilitas yang makin baik, dan kreativitas masyarakat dalam mengemas atraksi wisata, wisatawan akan kerasan dan memilih berlibur ke destinasi seperti itu.

Baca Juga :  Ini Cara Bikin Kendaraan Premium ala Italia Tetap dalam Kondisi Prima Selama Libur Lebaran 2024

Menpar Arief Yahya selalu menyebut rumus andalannya, 3A. Atraksi, Akses, Amenitas. Tiga hal yang menentukan kemudahan wisatawan berkunjung. “Kalau sudah berhasil melewati tiga critical success factors itu, maka tinggal promosi besar-besaran ke target market dengan melihat DOT, detination, origination, timeline,” kata Arief Yahya.

Bagaimana strategi berpromosinya? “Gunakan BAS, Branding Advertising dan Selling. Channel untuk promosi BAS menggunakan apa? Jawaban pastinya, dengan media. Ingat strategi POSE, Paid Media, Own Media, Social Media dan Endorser Media,” jelas Arief Yahya. (*/bpn)


Pantau terus baliportalnews.com di :

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News