Depresi
Ilistrasi. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, KARANGASEM – Beberapa kasus bunuh diri di Karangasem khususnya yang melibatkan kalangan remaja hingga pelajar mengundang keprihatinan banyak pihak.

Pemerintah Kabupaten Karangasem pun didorong untuk serius menyikapi fenomena ini dengan membuat semacam program sosialisasi yang lebih inten yang bisa menyentuh langsung ke sekolah sekolah maupun kalangan remaja.

Hanya saja, di tengah dorongan yang diberikan kepada pemerintah, Dinas Sosial Karangasem melalui bidang pemberdayaan perempuan dan pemenuhan hak anak mengaku hanya mengalokasikan delapan kali kegiatan sosialisasi terkait pencegahan kekerasan anak dan prilaku yang dapat merugikan diri sendiri pada tahun 2024 ini.

“Untuk tahun 2024 ini melalui anggran APBD target cuma 8 kali sosialisasi. kita masih menunggu anggaran DAK non fisik belum turun, karena didalamnya juga ada program sosialisasi, mungkin nanti bisa ditambahkan dari sana,” kata Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Pemenuhan Hak Anak Dinsos Karangasem, Ni Made Suradnyani dihubungi, Rabu (20/3/2024).

Baca Juga :  Gumi Lahar Bergetar, 2.000 Relawan di Kecamatan Kubu Dukung Suyasa Rebut Kursi Karangasem Satu

Ia mengatakan, pada tahun 2023 lalu melaksanakan 14 kali sosialisasi, bahkan upaya pencegahan sudah dilakukan dengan menyasar sekolah di wilayah Manggis dengan melaksanakan sosialisasi pencegahan kepada siswa, memberikan pemahaman tentang kekerasan anak hingga terkait pernikahan dini. Di sampimg secara langsung, sosialisasi juga dilakulan melalui radio dan sosial media bekerja sama dengan forum anak daerah.

“Sosialisasi yang kita lakulan cukup efektif, namun memang ada beberapa faktor yang menjadi pemicu kasus seperti persoalan ekonomi, asmara hingga faktor pola asuh orang tua yang terlalu memanjalan anak-anaknya sehingga menjadi sulit untuk dikontrol,” imbuhnya.

Baca Juga :  Jalan Menuju Pura Pasar Agung Karangasem Rusak Parah

Melihat fenomena yang terjadi, Suradnyani mengaku kedepan akan fokus melaksanakan sosialisasi terkait pola asuh kepada orang tua, mengingat kasus bunuh diri yang baru – baru ini terjadi ada dugaan karena faktor pola asuh anak.

Di samping itu, ada pula rencana pelibatan psikolog, hanya saja itu cukup sulit dilakukan mengingat selama ini di Karangasem belum ada psikolog, setiap kali membutuhkan penanganan psikolog masih harus pergi ke wilayah Denpasar.

“Jika misalnya kedepan ada Psikolog di Karangasem tentu akan kita libatkat turun sosialisasi dalam upaya pencegahan ini,” tandasnya.(st/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News