Tukik
TCEC Serangan, Rumah Aman Bagi Tiga Jenis Penyu. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Sanggaran sangat serius terjun langsung dalam konvervasi penyu di Pulau Bali, hal ini dibuktikan dengan program konservasi penyu berbasis masyarakat atau Turtle Conservation and Education Center Serangan (TCEC) merupakan program Corporate Social Responsibility PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Sanggaran dalam bidang keanekaragaman hayati berbasis pemberdayaan masyarakat.

Saat dihubungi Sabtu (29/10/2023) pagi, Community Development Officer Fuel Terminal Sanggaran, Dhita Utami menjelaskan, program TCEC ini bertujuan untuk melestarikan keberadaan penyu yang mengalami kepunahan di Kelurahan Serangan. Kelurahan Serangan termasuk dalam area ring I area operasional perusahaan yang merupakan prioritas utama dalam pelaksanaan program. Program berfokus pada usaha pemeliharaan dan perawatan penyu seperti pemberian pakan penyu dan tukik, pemeriksaan kesehatan penyu, monitoring dan rescue penyu di pantai area Bali Selatan.

“Tahapan implementasi Program TCEC ini terbagi dalam beberapa langkah yaitu planning, implementasi, evaluasi, serta pelaporan yang dilakukan oleh kelompok pelestari penyu Serangan,” tutur Dhita.

Dhita mengatakan, saat ini TCEC Serangan menjadi rumah bagi 3 jenis penyu yang dilindungi, yaitu: Penyu lekang (Lepidochelys olivacea), Penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan Penyu hijau (Chelonia mydas).

Baca Juga :  Sagung Antari Jaya Negara Buka Pelatihan dan Sosialisasi PMT Bagi Kader Posyandu di Sumerta Kauh

“Spesies penyu di dunia ada 7 dan 6 diantaranya dapat ditemui di Indonesia. Ada 6 jenis penyu yang dilindungi di Indonesia sesuai dengan Perundangan Pemerintah (Peraturan Pemerintah no 7 Tahun 1999 tentang pengawetan jenistumbuhan dan satwa, serta UU no 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya hayati) diantaranya yaitu : (1) penyu belimbing (Dermochelys coriacea), (2) penyu hijau (Chelonia mydas), (3) penyu sisik (Eretmochelys imbricate), (4) penyutempayan (Caretta caretta), (5) penyu lekang (Lepidochelys olivacea), (6) penyu pipih (Natator sepresus) (Samanya, 2017),” ungkap Dhita.

Dhita menambahkan, keberadaan Turtle Conservation and Education Center (TCEC) sangat berfungsi sebagai tempat konservasi penyu, tempat penetasan semi alami dari telur-telur penyu yang diambil dari sarang alaminya dipinggir pantai agar telur tersebut dapat menetas dengan selamat tanpa harus   terganggu oleh predator ataupun manusia.

Baca Juga :  298 Ribu Wajib Pajak Telah Melaporkan SPT Tahunan Tepat Waktu di Kanwil DJP Bali

“Ini sebagai solusi tepat agar masyarakat tak mengambil penyu langsung dari laut demi terjaganya kelestarian habitat penyu. TCEC juga dijadikan sarana pendidikan dan dijadikan sebagai tempat wisata agar masyarakat lokal maupun turis asing dapat mengenal lebih dekat tentang penyu serta diharapkan timbulnya kesadaran untuk menjaga kelestarian penyu laut dari ancaman kepunahan,” ucap Dhita.

Tiga Penyu
(Kiri-Kanan). Penyu Hijau, Penyu Lekang, dan Penyu Sisik. Sumber Foto : Istimewa

Turtle Conservation and Education Centre mempunyai misi untuk konservasi, ekonomi, sosial budaya dan edukasi. TCEC dalam bidang konservasi menyelamatkan penyu dalam kondisi sakit, menyelamatkan telur-telur penyu di pantai, dan merawat penyu-penyu yang didapatkan dari hasil penyelamatan maupun penetasan semi alami. Dalam bidang ekonomi, dapat meningkatkan pendapatan ekonomi melalui wisatawan yang datang berkunjung ke tempat ini. Wisatawan yang datang tidak hanya dari domestik saja, namun juga sampai ke mancanegara.

Baca Juga :  Libur Lebaran di Bali Nyaman Pakai Mobil Listrik, Ini Alasan Mereka

“Dengan komitmen dan dukungan tinggi Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Sanggaran diharapkan Turtle Conservation and Education Center (TCEC) mampu mandiri serta visi misi ‘Menjadikan Pulau Serangan Sebagai Pulau Penyu’ dapat terwujud,” harap Dhita.

Dari Januari-Agustus 2023, Turtle Conservation and Education Center (TCEC) Serangan sudah melepasliarkan sebanyak 9.998 tukik, serta rutin melakukan sosisialisasi terkait edukasi pelarangan konsumsi dan pemanfaatkan penyu secara ilegal. “Sosiliasi tersebut dilakukan bersama kelompok TCEC. Mohon doanya, untuk tahun depan kami sedang merancang replikasi penyu di lokasi lain,” tutup Dhita.(tis/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News