tri hita karana
Manusia melaksanakan persembahyangan sebagai wujud penerapan salah satu bagian dari konsep Tri Hita Karana yakni Parhyangan. Sumber Foto : Nyoman Darma Wibawa

BALIPORTALNEWS.COM – Berbicara tentang ekonomi tentu tidak terlepas dari bagaimana cara manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik untuk hari ini maupun dihari yang akan datang. Sehingga ketika ekonomi individu ini sudah terpenuhi maka kebanyakan orang menilai posisi tersebut sebagai tolak ukur kesejateraan. Namun begitu terkadang untuk mendapatkan apa yang menjadi pemenuh kebutuhannya, manusia sering kali melupakan sejumlah hal seperti menjaga hubungan dengan tuhan, manusia, dan alam sekitarnya. Apalagi didukung dengan adanya kemajuan teknologi yang tidak terbendung seperti sekarang memaksa manusia untuk terus fokus terhadap sektor perekonomian sebagai tolak ukur tingkat kesejahteraan dalam kehidupan yang tanpa disadari ternyata itu memiliki dampak negatif dan positif dengan penerapan konsep tri hita karana.

Di Bali, khususnya umat Hindu mengenal konsep Tri Hita Karana sebagai sebuah konsep spiritual, kearifan lokal, sekaligus falsafah hidup masyarakat yang bertujuan untuk membentuk keselasaran hidup manusia. Tri Hita Karana berasal dari bahasa sanskerta dimana Tri artinya tiga, Hita artinya kebahagiaan atau sejahtera dan Karana artinya sebab atau penyebab. Sehingga apabila digabungkan pada hakikatnya mengandung pengertian tiga penyebab kebahagiaan yang mengajarkan bagaimana agar manusia mencapai keseimbangan dan keselarasan di dalam hidup. Maka untuk mencapai itu manusia menjalin hubungan yang baik dengan Tuhan, menjalin hubungan baik dengan sesama manusia, dan menjalin hubungan baik dengan lingkungan atau alam.

Baca Juga :  Memilih Asuransi Mobil All Risk, Ketahui Dulu Cara Klaimnya

Hubungan Manusia dengan Tuhan (Parhyangan)

Ini merupakan sebuah konsep yang menegaskan bahwa bagaimana kita sebagai manusia harus selalu menjaga hubungan baik dengan tuhan, bersyukur dan menghaturkan bhakti terhadap tuhan sebagai sang pencipta alam semesta dan segala isinya. Seperti contohnya sebelum melaksanakan ataupun memulai sebuah pekerjaan atau usaha tentu manusia akan memohon kepada tuhan agar diberikan kelancaran dan kemudahan. Ketika ini diterapkan dalam bidang ekonomi maka sudah barang tentu akan membawa dampak positif yang berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan manusia dan ekonomi.

Hubungan Manusia dengan Manusia (Pawongan)

Konsep dimana memuat tentang hubungan timbal balik antara manusia dengan manusia sebagai mahluk sosial yang selalu memerlukan bantuan orang lain. Seperti contoh saat kita membuat sebuah bisnis tentu kita tidak bisa hanya berjalan sendiri tentu memerlukan karyawan atau orang yang bisa diajak untuk mewujudkan tujuan kita dalam bisnis. Maka ketika hubungan ini tidak terjaga dengan baik tentu juga akan berpengaruh terhadap kesejahteraan ekonomi antara keduanya. Dengan ketidakselarasan ini maka akan memicu masalah-masalah baru terkait dengan kehidupan, sehingga itu mengapa penting menjaga keselarasan hubungan manusia dengan manusia untuk berbagai peningkatan termasuk di sektor ekonomi.

Baca Juga :  Tips Memilih Sarung yang Nyaman, Beli di Blibli Lebaran Promo Lebih Hemat!

Hubungan Manusia dengan Alam (Palemahan)

Hubungan manusia dengan lingkungan atau alam menjadi sebuah keselarasan yang memang harus tetap dijaga. Apalagi dalam dunia ekonomi alam sangat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkatan kesejahteraan. Seperti contoh jika alam atau lingkungan mengalami kerusakan maka beberapa kebutuhan manusia akan tidak terpenuhi, air misalnya jika alam rusak maka kebutuhan akan air bersih menjadi sulit terpenuhi sehingga ini sudah pasti berpengaruh terhadap kesejahteraan dan ekonomi dari manusia itu sendiri. Maka intinya sekali jika ingin kita terus mengalami kesejateraan sudah barang tentu lingkungan/alam ini mencangkup tumbuh-tumbuhan, binatang dan hal-hal lain harus tetap dijaga.

Dari pemaparan diatas maka bisa disimpulkan bahwa keselarasan serta kesimbangan di bidang ekonomi bisa tercipta dengan penerapan konsep Tri Hita Karana. Sebab dalam konsep tersebut dimuat bagaimana sebagai manusia tidak bisa hanya fokus menjaga hubungan yang harmonis dengan satu pihak demi kesejahteraan ekonomi dan kehidupan yang lebih baik untuk kedepannya. (Nyoman Darma Wibawa Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News