Koster - Ace
Tiga Tahun Kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Bali. Sumber Foto : Istimewa

Oleh karena itu, ia  mengingatkan kepada seluruh Aparatur Pemerintah Provinsi Bali harus bekerja lebih keras, cepat, serius, penuh dedikasi, dan penuh rasa tanggung jawab untuk menyosialisasikan seluruh Peraturan, Kebijakan, dan Program Pembangunan Bali kepada masyarakat luas.

Ia meminta, Aparatur Pemerintah Provinsi Bali juga harus bekerja lebih keras dan cepat melaksanakan Program Pembangunan yang telah direncanakan, serta lebih responsif terhadap aspirasi dan keluhan masyarakat yang disampaikan baik secara langsung maupun melalui berbagai media.

Secara keseluruhan dalam tiga tahun kepemimpinan Wayan Koster–Cok Ace,  dari awal terus melaksanakan pembangunan infrastruktur dan sarana-prasarana strategis serta monumental, yaitu: Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih; Kawasan Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung; jalan shortcut  Singaraja-Mengwitani; Pelabuhan Segitiga Sanur di Denpasar, Sampalan  di Nusa Penida, dan Bias Munjul di Nusa Ceningan, Klungkung; pengembangan Pelabuhan Benoa menjadi Bali Maritime Tourism Hub, di Denpasar; pengembangan Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar; Pasar Sukawati Blok A, B, dan C, Gianyar; sungai buatan (normaliasi) Tukad Unda di Kawasan Pusat Kebudayaan Bali; dan pembangunan bendungan untuk penyediaan air bersih.

Total anggaran yang diperlukan untuk membangun seluruh infrastruktur  dan sarana-prasana strategis serta monumental tersebut adalah sangat besar, mencapai Rp12,167 Triliun, bersumber dari: APBN Kementerian PUPR sebesar Rp3,357 Triliun; APBN Kementerian Perhubungan sebesar Rp0,560 Triliun; APBD Semesta Berencana Provinsi Bali sebesar Rp2,150 Triliun; dan Badan Usaha PT. Pelindo III  sebesar Rp6,1 Triliun. Anggaran pembangunan tersebut dialokasikan mulai tahun 2019 sampai tahun 2023.

Baca Juga :  Pemkot Denpasar Upayakan Berbagai Langkah Preventif Guna Tekan Angka Stunting 

Di antara pembangunan tersebut, Gubernur menyampaikan dua program sangat strategis dan monumental sebagai penanda baru Sejarah Bali, yang menjadi tonggak penting memasuki Bali Era Baru, yaitu: Pembangunan Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih yang berada di hulu; dan Pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali yang berada di hilir, di mana hulu dan hilir dihubungkan aliran air Tukad Unda, dengan posisi Nyegara-Gunung.

Pembangunan Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih telah dilaksanakan ditandai dengan peletakan batu pertama pada hari Rabu (Buda Umanis, Dukut), 18 Agustus 2021 oleh Presiden ke-5 RI,  Prof. Dr. (HC) Megawati Soekarnoputri, bersama Menteri PUPR RI, Dr. Ir. Basuki Hadimuljono. Total anggaran yang diperlukan sebesar Rp900 Miliar, bersumber dari APBN Kementerian PUPR sebesar Rp500 Miliar dan APBD Semesta Berancana Provinsi Bali sebesar Rp400 Miliar. Pembangunan direncanakan selesai tahun 2022.

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News