Uma Lengge
Uma Lengge. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, BIMA – Indonesia seolah tidak pernah kehabisan berbagai obyek wisata menarik. Tak hanya Danau Toba di Sumatera Utara, suku Asmat di Papua, Bali, indahnya hutan tropis Borneo di Kalimantan, hingga berbagai destinasi lainnya, Indonesia juga masih punya banya tempat menarik lainnya.

Salah satunya adalah Uma Lengge di Bima, Nusa Tenggara Barat. Berikut ini beberapa hal menarik tentang destinasi wisata yang satu ini, yaitu :

  1. Peninggalan masa lalu

Pihak dinas pariwisata setempat mengatakan bahwa Uma Lengge adalah struktur bangunan kayu yang menggunakan ilalang sebagai atap. Bangunan ini merupakan peninggalan masa lalu yang difungsikan terutama sebagai lumbung padi.

  1. Memiliki arti tersendiri

Berdasarkan penuturan masyarakat setempat, Uma Lengge memiliki arti tersendiri. Dalam bahasa setempat, Uma diartikan sebagai rumah. Adapun kata Lengge berarti segitiga. Dengan kata lain, Uma Lengge berarti rumah berbentuk segitiga.

  1. Tahan gempa bumi
Baca Juga :  Gelar Santunan Yatim Piatu, PT Hotel Indonesia Natour Berbagi Kebaikan di Bulan Ramadhan 1445 H

Meski tergolong bangunan peninggalan masa lalu, namun Uma Lengge memiliki konstruksi yang terbilang cukup kuat. Hal ini bisa dilihat dari kemampuan bangunan ini dalam menahan guncangan gempa bumi. Hal ini jugalah yang membuat bangunan ini sangat unik.

  1. Kaya akan filosofi

Sebagai produk budaya, Uma Lengge tentu sarat akan filosofi budaya setempat. Bangunan ini tidak sebatas digunakan sebagai tempat penyimpanan padi oleh masyarakat sekitar. Namun masyarakat juga dilarang untuk mengambil padi dari lumbung tersebut melebihi batasan 2 kali pengambilan. Dengan langkah ini, para tetua setempat berharap lumbung tidak pernah kosong. Hal ini merupakan kebijakan setempat agar selalu tersedia stok pangan yang cukup bagi seluruh anggota masyarakat.

  1. Berfungsi sebagai rumah tinggal serta tempat penyimpanan padi
Baca Juga :  Pertamina Mandalika International Circuit Jadi Magnet Pariwisata Olahraga, Baru Setahun Sudah 200 Hari Terpesan untuk Gelaran Event Otomotif

Tak hanya sebagai lumbung padi, beberapa kalangan masyarakat di masa lalu juga menggunakan bangunan ini sebagai tempat tinggal. Hal ini bisa dilihat dari peninggalan beberapa alat rumah tangga hingga bukti kehidupan sehari-hari dalam bangunan tersebut.

  1. Resmi menjadi bagian cagar budaya

Mengingat uniknya bangunan ini serta kentalnya unsur filosofi setempat, pihak pemerintah akhirnya memasukkan Uma Lengge ke dalam daftar cagar budaya Kabupaten Bima. Hal ini sekaligus menjadi pengakuan akan besarnya kontribusi Suku Mbojo dalam khasanah budaya setempat maupun nasional.

Masih Digunakan Dalam Tradisi Penyimpanan Hasil Panen

Tak hanya menjadi bagian dari masa lalu, Uma Lengge pada kenyataannya masih kerap digunakan sebagai bagian dari upacara setempat. Upacara ini dikenal dengan istilah Ampa Fare. Upacara ini lebih difungsikan sebagai kegiatan syukuran masyarakat atas panen yang diperoleh. Upacara ini sendiri terbilang unik karena seluruh panen yang telah diperoleh akan secara bersama-sama dimasukkan untuk kemudian disimpan ke dalam Uma Lengge.

Baca Juga :  PLN Imbau Waspadai Pungli dan Cermati Informasi Rekrutmen Bersama BUMN

Penyimpanan ini diharapkan dapat menjadi solusi ketahanan pangan masyarakat setempat. Terlebih pola pertanian yang digunakan masyarakat adalah sawah tadah hujan. Apabila terjadi musim kemarau, maka sontak hasil panen akan berkurang.

Dengan adanya sistem penyimpanan bahan pangan seperti ini, masyarakat tidak akan pernah kekurangan bahan pangan. Biasanya, masyarakat akan diminta untuk menyisihkan setidaknya 60% dari hasil panen mereka ke Uma Lengge.

Meski terbilang cukup besar, namun jumlah ini terbukti berhasil dalam menjaga ketahanan pangan masyarakat setempat. Hal ini sekaligus menjadi bukti cara kebijakan masa lalu tetap dapat diaplikasikan untuk masa kini.(*/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News