TPIP
Rapat dipimpin langsung oleh Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Ekonom Ahli, Kantor Perwakilan Bank Indonesia, S. Donny H. Heatubun, dan juga dihadiri oleh Eman Sulaeman, Kepala BPS Kota Denpasar serta diikuti oleh seluruh anggota TPID Kota Denpasar. Sumber Foto : Istimewa

Hal ini menunjukkan komitmen Kepala Daerah atas pelaksanaan program pengendalian inflasi di daerah serta sesuai dengan arahan Kementerian Koordinator Perekonomian selaku Ketua Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) di mana kehadiran Bupati/Wakil Bupati dalam rapat TPID tidak hanya menunjukkan komitmen namun juga akan mendapatkan penilaian yang tinggi pada aspek proses dalam penilaian TPID Award.

Selanjutnya, Ekonom Ahli Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, memaparkan (1) kondisi perekonomian nasional, Bali dan Kota Denpasar, (2) perkembangan inflasi serta (3) perkembangan harga pangan strategis dan neraca pangan serta beberapa rekomendasi bagi upaya pengendalian inflasi Kota Denpasar.

Baca Juga :  BAN-PDM Provinsi Bali Gelar Rapat Koordinasi Daerah Tahap I Tahun 2024

Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan I 2021 terkontraksi -9,85% (yoy), meski sedikit membaik dibanding triwulan IV 2020 yang tercatat -12,21% (yoy). Sementara itu, berdasarkan data BPS, kinerja ekonomi Denpasar di tahun 2020 tercatat kontraksi sebesar -9,42% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada tahun sebelumnya yang sebesar 5,82% (yoy). Lapangan usaha utama perekonomian Denpasar yaitu pada sektor Akmamin (21,30%), Jasa Pendidikan (12,74%) dan Konstruksi (11,10%). Namun demikian, Denpasar merupakan kota dengan jumlah usaha mikro, kecil, menengah dan besar tertinggi secara total di Provinsi Bali (97.526 usaha dari total 482.484 usaha di Bali).

Oleh karena itu, Kota Denpasar memiliki potensi dalam pengembangan industri kreatif di Kota Denpasar. Didukung dengan adanya Gedung Dharma Negara Alaya, merupakan ruang kreativitas yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam berkreasi sehingga ke depannya gedung ini diharapkan menjadi pusat kajian dan pengembangan ekonomi kreatif dan kesenian di Kota Denpasar. Tentunya, potensi industri kreatif ini diharapkan dapat menopang pertumbuhan ekonomi Kota Denpasar ke depannya.

Baca Juga :  Perhatikan Tumbuh Kembang Anak, Pj Ketua TP PKK Bali Serukan Semua Pihak Ngrombo Atasi Stunting

Dari sisi perkembangan harga, Provinsi Bali mengalami deflasi -0,58% (mtm) pada Mei 2021. Deflasi terjadi pada kota IHK yaitu Kota Denpasar sebesar -0,59% (mtm) dan Singaraja sebesar -0,50%.

Komoditas utama penyumbang deflasi antara lain canang sari, cabai rawit dan cabai merah. Meski demikian, harga emas perhiasan, tongkol diawetkan dan minyak goreng mengalami kenaikan. Penurunan harga merupakan dampak normalisasi pasca HBKN di bulan April 2021 di antaranya Galungan dan Kuningan.

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News