Stunting
Turunkan Angka Stunting untuk Tingkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, BULELENG – Penjabat Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana terus menunjukkan komitmen penuh dalam upaya-upaya penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Buleleng. Salah satu bukti keseriusan tersebut ialah turunnya angka stunting di Kabupaten Buleleng dari 11 persen di tahun 2022 menjadi 2,7% di tahun 2023. Menurut Lihadnyana, menurunkan angka stunting merupakan aspek sentral dari upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Hal tersebut disampaikannya saat membuka kegiatan Sosialisasi Penguatan Program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Menuju Indonesia Emas 2045 Dalam Rangka Semarak Pelayanan Terpadu KB (SEPADU KB) dan HUT ke-420 Kota Singaraja Tahun 2024 ‘Bulatkan Tekad Wujudkan Rasa Bangga’, di Gedung Laksmi Graha Singaraja, Kamis (21/3/2024).

Keberhasilan menurunkan angka stunting yang cukup drastis, merupakan bukti bahwa sistem penanganan stunting yang dibangun Pemkab Buleleng telah berjalan secara efektif. Terlebih, penurunan angka stunting merupakan program prioritas nasional yang dipersiapkan untuk menyongsong Indonesia Emas 2045. Jika stunting bisa diturunkan maka peningkatan kualitas sumber daya manusia juga relatif lebih baik, dan kemajuan daerah juga bisa dicapai lebih cepat.

“Saya punya keyakinan betul bahwa kemajuan suatu negara, kemajuan sebuah desa, atau sebuah daerah itu yang pertama adalah apakah kita bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia,  Jangan harap kalau sumber daya manusia tidak digarap dengan baik negara atau daerah itu bisa maju,” ungkapnya.

Baca Juga :  DPRD Buleleng Terima Jawaban Bupati Atas Pandangan Umum Fraksi-fraksi

Penanganan stunting, menurut Lihadnyana tidak bisa dimulai dari memperhatikan gizi bayi yang baru lahir. Namun harus diperhatikan jauh sebelum itu bahkan sebelum seorang ibu mengandung. Demikian, penanganan stunting tidak bisa berdiri sendiri. Harus melihat bagaimana hubungan antara kemiskinan dengan Stunting, bagaimana hubungan antara pembangunan infrastruktur dasar dengan stunting, bagaimana hubungan inflasi dengan stunting. Demikian, upaya penurunan angka stunting tidak bisa berdiri sendiri.

“Keberhasilan penurunan stunting adalah kontribusi dari seluruh stakeholder termasuk BKKBN. Dalam konteks itulah maka kegiatan-kegiatan atau program BKKBN  yang di sini ditangani oleh dinas KB senantiasa kami berikan dukungan sepenuhnya. Agar Buleleng dapat menurunkan angka stunting demi Buleleng yang kita banggakan ini,” kata Lihadnyana.

Baca Juga :  Widia Utami, Sosok Inspiratif Perempuan Buleleng Pelestari Seni dan Budaya

Lihadnyana mengharapkan program Keluarga Berencana mampu mendorong setiap keluarga untuk mendukung pertumbuhan anak menjadi menjadi manusia yang sehat, cerdas dan berpendidikan. Tidak mesti harus dua anak cukup, empat anak pun boleh sepanjang mampu untuk mendorong dan mendukung perkembangannya. Memperkuat program Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi kita juga merupakan usaha penting yang tidak bisa dikerjakan sendiri. Peran tokoh adat dan tokoh agama juga perlu dilibatkan dalam mengedukasi masyarakat.

“Jangan sampai ada perkawinan usia dini. Itu juga mempengaruhi. Membicarakan stunting tidak hanya pada saat lahir. Itu harus ada di hulunya ditangani secara benar.  Pada saat ibu hamil dan sebagainya. Dan itu harus dibangun sebuah sistem yang memang benar-benar sesuai dengan kondisi di daerah,” paparnya.(adv/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News