Petani Garam
Tembus Rp10 Ribu Per Kilogram, Petani Garam Desa Baturinggit Hentikan Produksi. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, KARANGASEM – Harga jual garam hasil diproduksi kelompok petani di Desa Baturinggit, Kecamatan Kubu, Karangasem sempat menembus Rp10 ribu per kilogramnya pada pertengahan tahun 2023 lalu.

Hanya saja, seiring tibanya musim penghujan pada awal tahun 2024 ini di Kabupaten Karangasem sehingga membuat para petani untuk sementara menghentikan produksi garam mereka dan beralih bercocok tanam dikebunnya.

Perbekel Desa Baturinggit, I Gede Putu Telantik tak menampik kondisi tersebut, menurutnya petani garam di Desa Baturingit bisa dikatakan sebagai petani musiman, dimana ketika musim kemarau petani beralih membuat garam sedangkan ketika musim hujan mereka beralih untuk bercocok tanam.

“Hampir semua di sini petani musiman, berhubung sekarang sudah mulai musim hujan para petani garam beralih untuk bercocok tanam, ketika nanti musim kemarau tiba mereka kembali membuat garam,” ujar Telantik saat dihubungi, Jumat (2/2/2024).

Baca Juga :  Fox Hotel Jimbaran Beach Bali Gelar Aksi Sosial 'The Dedication of Modern Kartini' di SD Negeri 6 Muncan

Ada dua kelompok petani yang selama ini memprodukai garam di wilayah Desa Baturinggit dengan menggunakan sistem tradisional. Anggota kedua kelompok tersebut sekitar 20 orang. Dalam waktu 7 hari, satu orang petani mampu menghasilkan 1 sampai 1,5 kwintal garam.

Untuk garam yang dihasilkan oleh petani selama ini dibeli oleh tengkulak. Harganya pun kata Telantik cukup bagus, pada bulan Mei hingga Agustus 2023 harga garam tembus Rp10 ribu per kilogramnya, namun seiring banyaknya produksi harga sedikit rurun hingga terakhir menjadi Rp6 ribu per kilogramnya.

Baca Juga :  Sidak Penduduk Pendatang di Desa Menanga, Satpol PP Karangasem Temukan Sejumlah Orang Tanpa Surat Keterangan Pindah

“Untuk harganya lumayan bagus, tapi naik turun, terakhir harganya Rp6 ribu karena hasil produksi banyak, biasanya harga garam kembali bagus pada saat musim hujan karena hanya sedikit petani yang memproduksi garam,” terangnya.

Selama ini, para petani garam di Desa tersebut masih menggunakan sistem manual, belakangan pekerjaan petani sedikit diringankan setelah adanya bantuan alat untuk menyedot air laut.

Di samping itu, garam baturinggit saat ini sedang dalam proses pengujian lab oleh salah satu perusahaan yang sedang menjajaki kerja sama denga petani garam di Desa Baturinggit.(st/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News