KBA
Ketua Yayasan Banjar Tegeh Sari, I Gede Mantrayasa. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Setelah melewati tantangan berat selama pandemi Covid-19, Kampung Berseri Astra (KBA) Banjar Tegeh Sari, Kelurahan Tonja, Denpasar Utara terus berinovasi guna menjaga semangat dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Hal itu diungkapkan Ketua Yayasan Banjar Tegeh Sari, I Gede Mantrayasa di sela-sela kegiatan Market & Event Banjar Tegeh Sari pada Sabtu (21/10/2023) siang.

I Gede Mantrayasa menjelaskan, kalau tahun sebelumnya KBA Banjar Tegeh Sari masih berkutat di pilar dasar, yaitu pendidikan (SD), lingkungan (pengelolaan sampah), kesehatan (Posyandu). Kalau sekarang KBA Banjar Tegeh Sari sudah memodifikasi beberapa kegiatan yang pernah dilakukan sebelumnya.

“Kita sekarang membuat Kebun Literasi di Kebun Sari Dewi dengan menggabungkan pilar pendidikan dan lingkungan dengan mendatangkan penerima SATU Indonesia Awards sebagai motivator dan inspirasi anak-anak sekitar. Selanjutnya menggabungkan antara UMKM, kewirausahaan dan lingkungan yang melahirkan Market & Event sebagai tempat kolaborasi para wirausawan. Jadi kita kembangkan inisiatif-inisiatif atau inovasi-inovasi yang ada di Banjar Tegeh Sari,” tuturnya.

Terkait pengelolaan saat ini, kata Gede Mantrayasa terjadi pergeseran, saat pandemi Covid-19 semua warga (Bapak-bapak, red) memiliki waktu luang untuk terjun langsung setiap hari, namun sekarang kita lebih melibatkan ibu-ibu dan anak-anak mereka.

Baca Juga :  Rampung! Raperda tentang Pemberian Insentif dan Kemudahan Investasi Serta Raperda tentang Pengarusutamaan Gender Siap Disahkan

“Seperti di Kebun Sari Dewi, dulu dikelola oleh bapak-bapak, sekarang diambil alih oleh ibu-ibu beserta anak-anaknya. Tetapi kami lebih mengajak anak-anak untuk konsen pendidikan lingkungan ke generasi muda,” ungkapnya.

Menyikapi dampak musim kemarau terhadap kebun-kebun yang ada di KBA Tegeh Sari, Gede Mantayasa mengatakan, berkebun ini sangat bagus sebagai bahan pembelajaran kepada anak-anak karena dalam berkebun itu selalu ada masalah-masalah baru yang muncul.

“Tidak pernah saya melihat orang berkebun itu mempunyai role model yang fix. Pasti selalu ada masalah, entah tanahnya, airnya, tanamannya, dll,” ucapnya.

Saat ini, pihaknya menggunakan metode irigasi tetes sehingga tananaman tidak kekeringan. “Metode ini sangat efektif, apalagi sumur di kebun kita mengalami kekeringan. Satu botol berisi air penuh cukup untuk membasahi 1 tanaman,” jelasnya.

Lebih lanjut Gede Mantarayasa menjelaskan, terkait masalah sampah, dimana beberapa tempat pembuangan akhir (TPA) di Bali mengalami kebakaran, KBA Banjar Tegeh Sari mulai membentuk tim lingkungan untuk memulai melakukan pengolahan-pengolahan sampah di tingkat rumah tangga.

“Banyak metode yang dapat dilakukan untuk pengolahan sampah, tinggal pilih warga maunya yang mana, seperti membuat sumur kompos dan lobang bio pori. Jangan sampai TPA terbakar kita malah tidak berdaya, justru itu titik tonggak kita untuk melakukan sesuatu mengelola sampah rumah tangga dengan baik,” ujarnya.

Baca Juga :  Masyarakat Minati Pasar Murah Jelang Lebaran, Buru Beragam Kebutuhan Dengan Harga Terjangkau

Kata Gede Mantrayasa, saat ini pihaknya sudah 3 bulan bank sampah KBA Banjar Tegeh Sari bekerja sama dengan Koperasi Manik Galih untuk memfasilitasi tabungan sampah.

Jadi dari tabungan sampah itu bisa dimanfaatkan untuk membayar BPJS, pulsa, token listrik, dll,” pungkasnya.(tis/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News