KBA Tegeh Sari
KBA Tegeh Sari Melalui Komunitas Natah Rare Gelar Pasraman Hijau Selama Seminggu. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Kampung Berseri Astra (KBA) Tegeh Sari melalui Komunitas Natah Rare mengadakan Pasraman Hijau yang ke-2 selama seminggu penuh, dari 18–25 Juni 2023 berlokasi di dua tempat, Bale Banjar Tegeh Sari dan Kebun Kampung Hijau. Kegaitan tersebut bertujuan untuk mengisi liburan siswa dengan kegiatan berkaitan dengan sustainability.

Pasraman Hijau melibatkan 47 siswa dari 5 sekolah dasar yang ada di Kelurahan Tonja. Serta siswa yang berasal dari luar Kelurahan Tonja juga dapat mengikuti Pasraman Hijau.

Dalam kegiatan itu, siswa diajak untuk berkebun organik mulai dari menanam, membuat pupuk sampai memanen. Selain berkebun organik, juga digelar berbagai kegiatan positif tentang alam selama seminggu.

Hari kertama: Pembukaan dan Ban The Big 5 dan Kerajinan Koran Bekas

Program hari pertama adalah pembukaan oleh Kepala Kelurahan Tonja, dilanjutkan dengan edukasi dan games pemilahan sampah berbasis sumebr, pengenalan 5 sampah plastik yang dilarang, dan pembuatan handycrat dengan memanfaatkan koran bekas.

Baca Juga :  Kelurahan Peguyangan Gelar Pelatihan Bahasa Bali, Tingkatkan Minat Generasi Muda Pelajari Bahasa Bali

Hari kedua: Eksplorasi Kebun

Program kegiatan eksplorasi kebun yang dibagi ke dalam beberapa pos termasuk membuat kompos, menanam, sampai memanen. Kegiatan ini diselingi dengan games yang seru seperti mencari warna yang ditentukan dari apa yang ada di kebun.

Hari ketiga: Mendongeng & Eco Color

Kegiatan menggambar dan mewarnai dengan warna alam, serta belajar cara mendongeng melalui games.

Hari keempat & kelima: Pelatihan Project

Siswa SD diuji kreatifitasnya yaitu membuat project concept untuk ditampilkan pada hari terakhir. Presentasi mural hasil lukisan eco color, musikalisasi puisi dan komitment lingkungan.

Pada kegiatan Pasraman Hijau, terdapat empat kebun serupa yang dikelola oleh siswa, anggota banjar dan ibu-ibu PKK. Aktifitas yang dilakukan oleh siswa merupakan sebuah pasraman hijau bagi siswa untuk mengenal lingkungan dan perkebunan sejak dini.

Dari sini nanti mereka juga akan menerapkannya di rumah masing-masing untuk membuat kebun sederhana. Selain kegiatan untuk siswa, juga digelar panen cabai dan sayur.

Baca Juga :  DPRD Bali Rekomendasikan Langkah Strategis untuk Kemajuan Bali

Hasil panen tersebut kemudian disumbangkan ke dapur umum korban kebakaran di Dusun Wanasari Denpasar.

Hari keenam: Ujian Kenaikan Tingkat ke-4 Sanggar Tari

Sanggar Seni Natah Rare dengan Peserta 54 siswa.Tarian yang diuji adalah Tari Pendet, Tari Puspanjali, Tari Margapati, Tari Kebyar Duduk, Tari Condong dan Tari Tenun

Hari ketujuh: Penutup

Pameran STAR,  Penyerahan Hadiah Pemenang Ujian Kenaikan Tingkat  Sanggar Tari Sanggar Seni Natah Rare masing masing Kategori, Penampilan Dolanan, dan Penampilan Project berupa presentasi lukisan  eco color dan musikalisasi puisi.

Ketua Korwil Grup Astra Bali, Ida Bagus Astawa Suraputra (IBHE) menyampaikan, tantangan utama yang sedang dihadapi bersama adalah konsep hidup berkelanjutan dengan ketahanan pangan. Konsep ini tidak rumit, bisa diimplemetasikan siapa saja.

“Pasraman ini mengajarkan prosesnya, alasannya, dan bagaimana caranya,” ujar Ibhe.

Baca Juga :  Antisipasi Pintu Masuk Pelabuhan Benoa Pasca Lebaran, Disdukcapil Denpasar Siap Gelar Penertiban Administrasi Kependudukan

Ibhe menambahkan, keberlanjutan merupakan proses tanpa henti bagaimana mengedukasi satu generasi ke generasi berikutnya. Ketahanan pangan merupakan keberlanjutan sumber energi dan sangat lekat dengan kultur masyarakat Indonesia.

“Kita harus menjadi support system untuk lingkungan kita sendiri. Sekecil apapun yang kita tanam hari ini pasti akan ada dampaknya. Saatnya bersama membangun support system , membentuk karakter siswa peduli lingkungan kemudian secara beriringan mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelajutan (sustainable development),” jelas Ibhe.

Pengurus kegiatan Pasraman Hijau, Gede Mantrayasa menyebutkan, kegiatan aktif pasraman hijau mengisi waktu liburan siswa banyak diisi dengan kegiatan positif mengenal lingkungan dan perkebunan sejak dini. Terdapat empat kebun yang sama dikelola oleh siswa, anggota banjar dan ibu-ibu PKK di masing-masing area.

“Semoga kegiatan ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan dapat diterapkan dilingkungan keluarga masing-masing,” tutupnya.(bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News