PLN
General Manager Pusat Pendidikan dan Pelatihan PLN, Rio Adrianto didampingi EVP HTD Dedi Budi Utomo saat presscon dengan sejumlah delegasi HAPUA-JIPEC di Sanur, Rabu (23/11/2022).

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Perusahaan Listrik Negara (PLN) terus mendorong kemajuan ekosistem kendaraan listrik nasional demi mencapai target NZE (Net Zero Emission) di tahun 2060. Mewujudkan itu, PLN menjadi tuan rumah HAPUA-JEPIC Symposium di Sanur, Bali, 23-24 Nopember 2022.

Tak hanya mendatangkan pembicara dan delegasi dari luar negeri, PLN juga mengundang dosen dan mahasiswa dari 10 perguruan tinggi terpilih untuk ikut dalam HAPUA-JEPIC Symposium tersebut. Dalam forum itu, PLN menegaskan bahwa anggota HAPUA dan JEPIC perlu belajar satu sama lain, memperkuat komunitas, dan bekerjasama mencapai NZE. Demikian disampaikan General Manajer (GM) Perusahaan Listrik Negara (PLN) Pusdiklat Rio Adrianto

“PLN dan sektor kelistrikan global saat ini bekerja keras untuk mengurangi emisi gas karbon atau efek rumah kaca guna mengantisipasi perubahan iklim yang ekstrim/rusaknya ekosistem dan tantangan lingkungan, sekaligus dituntut untuk menyediakan pasokan listrik yang terjangkau, andal, dan berkelanjutan,” papar Rio, pada Rabu (23/11/2022).

Yang pasti dengan rencana besar ini, PLN sebagai pemasok listrik sudah mempersiapkan SDM, sarana dan prasarana dan tentu akan memberi dampak positif bagi peningkatan pendapatan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan masyarakat mempergunakan kendaraan listrik.

Baca Juga :  PLN Mobile Proliga 2024 Siap Digelar, Kolaborasi Dukungan Untuk Pengembangan Voli di Tanah Air

“Kita sudah siapkan semuanya, mudah-mudahan didukung dengan regulasi. Karena semua itu tidak hanya cukup PLN tapi masih ada pihak-pihak lain berperan didalamnya.

Saat ini di Bali ada Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Fast Charging ada 21 unit di 15 lokasi, sedangkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging 66 unit yang senpat diperuntukkan untuk G20 ditambah dengan 200 home charging.

EVP HTD Dedi Budi Utomo menambahkan, HAPUA atau Heads of ASEAN Power Utilities/Authorities adalah Asosiasi perusahaan/otoritas listrik di ASEAN. Ada beberapa utilitas dari 4 negara anggota HAPUA yang mengirimkan delegasi dan pembicara, yaitu: PLN (Indonesia), TNB dan SEB (Malaysia), EGAT dan MEA (Thailand), Manila Electric Company/MERALCO (Filipina). Khusus EDC Kamboja dan SESB Malaysia, hanya mengirimkan delegasi.

HAPUA dan JEPIC menjalin kerjasama sejak lama untuk saling berbagi ilmu dan pengembangan terkait penyediaan tenaga listrik, perencanaan pembangunan, pengoperasian & pemeliharaan sarana ketenagalistrikan.

Kerja sama ini menjadi semakin penting belakangan ini karena sektor ketenagalistrikan dihadapkan pada isu lingkungan. JEPIC adalah Japan Electric Power Information Centre. Sebagai speaker selain JEPIC ada Tokyo Electric Power Company Holdings, Inc (TEPCO), Chugoku Electric Power Group, dan Tohoku Electric Power.

Saat ini, negara-negara di dunia untuk diversifikasi rantai pasokan yang dikombinasikan dengan dorongan untuk mengadopsi teknologi hijau telah membuka peluang bagi produksi EV untuk diambil, terutama di Asia Tenggara.

Baca Juga :  Rayakan Hari Konsumen Nasional, OJK Bali Gelar Edukasi Penyandang Disabilitas dan Yowana Gema Santi

Hal ini merupakan peluang bagi sektor ketenagalistrikan untuk menyusun strategi guna meraih pasar potensial sekaligus berkontribusi terhadap penurunan efek rumah kaca.

“Kita perlu mengejar pemahaman yang lebih dalam tentang kendaraan listrik yang meliputi infrastruktur pengisian daya, dan teknologi seperti DX dan hidrogen. Tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh utilitas juga penting. Ini akan memberi sudut pandang lain untuk mengembangkan pasar EV,” jelas Dedi Budi Utomo.(bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News