Pameran
Karya Budi Asih "Cheerful World". Sumber Foto : aar/bpn

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Art Xchange Gallery di Kopi Bali House di Sanur Bali kembali menggelar Pameran seni rupa bertajuk ‘Cheerful World’ yang kali ini menampilkan karya perupa perempuan Budi Asih, dimana karyanya menampilkan dunia yang seakan tercipta dari kepolosan imajinasi anak-anak.

Lukisan Asih mengusung energi kreatif yang menenagai ekspresi bebas yang biasa terlihat pada gambar buatan anak-anak. Ungkapan visualnya segar, spontan, ringan, dan imajinatif, tetapi juga menghadirkan keajaiban desain yang rinci, bahkan sering kali canggih dan rumit. Dirinya seolah mempunyai mekanisme intuitif yang kuat untuk menstrukturkan kelabilan jiwa “autistik” kanak-kanaknya ke dalam pola-pola kesadaran ruang.

“Walaupun saya pribadi sebagai manusia biasa pasti juga mengalami hal hal sulit, menyakitkan, kesedihan, kekecewaan yang penuh warna, tetapi lewat karya saya berusaha menyembunyikan kesedihan dengan membuat banyak warba agar yang menikmati karua saya bisa bersemangat dan ceria,” ungkap Budi Asih tentang makna karyanya kepada wartawan lewat zoom di Galeri Art Xchange, Gedung Kopi Bali, pada Sabtu (19/11/2022).

Budi Asih akan menggelar pameran tunggalnya yang kedua mulai 25 November ini di Galeri Art Xchange Galeri Sanur, dimana dalam pameran ini ia akan menggelar 20 lukisannya, bahkan ada yang digarapnya sejak 2002 silam.

Baca Juga :  Pemkot Denpasar Siap Dukung Gerakan Sinergi Reforma Agraria, Langkah Bangkitkan Tata Kelola Pertanahan yang Optimal

Selanjutnya, Kurator Arif Bagus Prasetyo menambahkan, Asih tampak sadar mendasarkan gerak kreatifnya pada dunia kanak-kanak. Segenap kualitas yang identik dengan dunia kanak-kanak seperti kebebasan imajinasi, fantasi, dan spontanitas, sangat penting baginya. Karyanya memancarkan kehendak untuk berekspresi dengan jujur seperti anak-anak.

“Secara visual, karya Asih memiliki karakter naif yang mengingatkan pada sebentuk dunia citra khas ciptaan anak-anak. Citra dengan kualitas datar menguasai ruang lukisan. Tidak ada ilusi kedalaman ruang tiga dimensional. Tidak ada perspektif. Figur-figur dikonstruksikan secara sederhana, meskipun ornamentasinya sering sangat mendetail. Warna-warni lukisannya cerah dan meriah. Suasana dalam karya Asih selalu terasa riuh, ringan, dan riang, meruapkan atmosfir pesta,” paparnya.

Baca Juga :  Sinergi OJK dan BI Tingkatkan Edukasi Perlindungan Konsumen

Sementara itu, Direktur galeri, Benny Oentoro mengatakan, karya Asih ini terlihat diresapi gaya seni rupa yang disebut art brut. Seniman besar Prancis, Jean Dubuffet, menyebut bahwa art brut mencakup gambar ciptaan anak-anak. Seperti Dubuffet, Asih menciptakan seni dengan aspirasi mendalam terhadap hal-ihwal yang banal dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagaimana Dubuffet, Asih menyelami kebanalan realitas untuk mencari puisinya yang tersembunyi dan menggelar perayaan yang kaya dan sublim dalam lukisan. Namun, sikap estetis Asih tampak berbeda dengan Dubuffet yang mencurigai segala bentuk kesempurnaan. Penggarapan lukisan yang rinci dan telaten menunjukkan keyakinan Asih bahwa seni rupa tetap harus menjunjung tinggi kesempurnaan visual.

Kendati diilhami dunia kanak-kanak yang naif, karya Asih sesungguhnya sama sekali tidak naif. Dunia citra yang meriah dan penuh warna dalam karyanya dibangun dengan penggarapan yang cermat dan canggih. Kesederhanaan atau kenaifan bentuk kerap berkembang menjadi konstruksi rumit oleh berbagai teknik stilisasi, ketelatenan dan keasyikan untuk menghias bidang. Asih tidak melampiaskan begitu saja energi spontan dan watak obsesif ‘autistik’ yang khas kanak-kanak. Alih-alih, melalui disiplin dan kontrol, dia mengolahnya untuk mencapai ‘kesempurnaan’ ekspresi paripurna.

Baca Juga :  Kelurahan Peguyangan Gelar Pelatihan Bahasa Bali, Tingkatkan Minat Generasi Muda Pelajari Bahasa Bali

“Ada semangat hidup tersendiri bagi penikmat karyanya. Komposisi warna ceria, goresan yang detil dan atmosfer semangat hidup yang berkesinambunagan selaku tampak dalam tiap karyanya,” ujar Benny.

Di tengah situasi hari-hari ini yang terasa menyesakkan dada akibat pandemi, perang, bencana alam, dan berbagai krisis global, dunia ceria dalam lukisan Asih terasa meniupkan udara segar. Karyanya mengumandangkan semangat optimisme yang mesti kita jaga dalam mengarungi kehidupan yang dihantui kecemasan, ketidakpastian, dan kekalutan. (aar/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News