Restorasi terumbu karang yang dilaksanakan di Buleleng awalnya direncanakan seluas empat hektar di laut. Tapi, Buleleng dapat mencapai hingga 7,4 hektar. Secara keseluruhan untuk Buleleng tidak ada masalah dan telah selesai dilaksanakan dengan persentase fisiknya mencapai hingga 100 persen dengan realisasi keuangan sebesar 92 persen.
“Jadi, ini adalah capaian luar biasa karena dari anggaran Rp15 miliar lebih tersebut kita hanya menyerap Rp14 miliar lebih. Tidak mengurangi fisik yang dilaksanakan baik dari struktur maupun juga dari klaster,” jelas Melandrat.
Lanjut Melandrat, struktur-struktur yang dihasilkan baik berupa patung dan lainnya kedepannya akan menjadikan tujuh titik ini menjadi sebuah destinasi wisata baru. Terlebih lagi Buleleng pernah melakukan pemulihan alam bawah laut tepatnya di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak dengan biorock. Biorock merupakan sebuah teknologi untuk mempercepat pertumbuhan terumbu karang hingga delapan kali. “Dari puluhan instalasi yang dibangun di Indonesia, biorock di Teluk Pemuteran menjadi proyek yang paling berhasil,” pungkas Gede Melandrat.(stu/humas-bllng/bpn)