Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

“Banyak dukungan pada album keempat dari para teman-teman seniman, yang memiliki sebuah pandangan sama pada gending rare,” ujarnya.

Pada masa pandemi ini kita tetap fokus dan berhasil menyelesaikan album keempat. gending rare ini dengan berbagai versi dan kita aransemen yang tidak terlepas dari sebuah konsep permainan tradisional anak dan juga sering digunakan orang tua di Bali dalam mengemong anaknya.

“Banyak kita jumpai dan dengar, lagu-lagu kita di pasar senggol, yang mungkin menjadi kerjaan pembajak,” ujarnya.

Tapi efek positif dari kami dengan mulai dicintai dalam lagu “Ketut Garing” serta menjadi kesempatan kami merubah persepsi masyarakat Bali, bahwa gending rare merupakan lagu anak-anak. Namun gending rare ini harus diperkenalkan oleh orang dewasa.

Baca Juga :  Peringatan Hari Otoda Nasional, Jaya Negara Menerima Dua Penghargaan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha dan Nilai Tinggi EPPD

Sehingga konsep mereka itu membawa gending rare menjadi populer dan sudah menjadi tradisi masyarakat saat bernyanyi bersama anak-anaknya. Di album keempat ada 10 lagu, dengan suguhan berbeda pada album pertama hingga ketiga.

“Pada tahun 2021 kita tidak hanya mengcover dan menulis, serta kami berusaha setiap kata yang ada di lagu itu kita mulai cari, seperti pelafalan, hingga penulisan yang tentu kita carikan narasumber. gending rare diciptakan dengan tradisi lisan dan kita digitalisasikan, dengan harapan anak cucu dapat mendengar lagu rare ini nantinya,” ujarnya. (pur/humas-dps/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News