Lontar
dari ki-ka, Vincent Guironnet, General Manager of The Apurva Kempinski Bali, Ida Bagus Made Gunawan (Samsara Living Museum), Ida Bagus Agung Gunarthawa (Samsara Living Museum), Melody Siagian, Director of Marketing Communication, The Apurva Kempinski Bali. Sumber Foto : ads/bpn

BALIPORTALNEWS.COM, BADUNG – The Apurva Kempinski Bali, bersama dengan Samsara Living Museum, menggelar pameran lontar Kitab Sutasoma, menghadirkan keindahan budaya Bali di tengah arus modernisasi. Pameran ini menjadi wujud kolaborasi dalam melestarikan kekayaan budaya lontar, yang bertempat di The Apurva Kempinski Bali, Nusa Dua, Badung pada Rabu (3/4/2024).

Ida Bagus Agung Gunarthawa dari Samsara Living Museum menyampaikan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah penting dalam memperkenalkan dan mempertahankan nilai-nilai budaya, khususnya kepada generasi muda Bali. Salah satu warisan budaya yang diungkapkan dalam pameran ini adalah Lontar Sutasoma.

“Dengan menghadirkan lontar dalam pameran ini, kami ingin memperkenalkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Bhinneka Tunggal Ika, sehingga dapat diterima dengan baik dan diaplikasikan oleh generasi muda Indonesia, terutama di Bali,” ungkapnya.

Ida Bagus Agung Gunarthawa saat menunjukan salah satu lontar dalam pameran. Sumber Foto : ads/bpn

Gunarthawa juga menekankan perlunya sebuah pendekatan yang relevan dan mudah dipahami oleh masyarakat, seperti penggunaan gamelan sebagai salah satu contohnya. Samsara Living Museum lahir sebagai respons terhadap kekhawatiran akan kehilangan kedalaman pemahaman terhadap lontar di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda yang cenderung menganggap budaya tradisional sebagai usang. Tantangan ini mengarah pada upaya untuk menerjemahkan, mengaplikasikan, dan meningkatkan pemahaman terhadap budaya secara keseluruhan.

Baca Juga :  Puncak Arus Balik Tanggal 14 April 2024, Operasional Bandara I Gusti Ngurah Rai Berjalan dengan Lancar

“Ini adalah upaya saling mendukung untuk menggali, mengemas, dan menghubungkan nilai-nilai budaya dengan kehidupan saat ini,” tambahnya.

Menanggapi hal tersebut, Ida Bagus Made Gunawan menyoroti makna mendalam yang terkandung dalam lontar, bahwa lontar tidak hanya sekadar warisan budaya, tetapi juga panduan untuk menciptakan manusia yang lebih baik dengan tingkat toleransi yang tinggi. Konsep Tri Hita Karana, yang merujuk pada harmoni antara manusia dengan Tuhan, alam, dan sesama manusia, menjadi salah satu nilai utama yang ingin ditekankan melalui pameran ini.

Baca Juga :  Jadi Wadah Partisipasi Anak Dalam Pembangunan, Sekda Alit Wiradana Buka Grand Final Gempita Anak Kota Denpasar Tahun 2024

“Tantangan untuk memperkenalkan lontar kepada generasi muda memang besar, namun kita semua memiliki peran penting dalam hal ini, termasuk pemerintah sebagai pemangku kebijakan. Terdapat banyak nilai yang dapat dipelajari dari lontar,” jelasnya.

pembacaan lontar Sutasoma. Sumber Foto : ads/bpn

Vincent Guironnet, General Manager The Apurva Kempinski Bali, bersama Melody Siagian, Director of Marketing Communication, menyambut baik inisiatif ini. Mereka menegaskan bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya dan literatur yang sangat berharga. Pameran ini menjadi bukti cinta terhadap Indonesia dengan mengajak pengunjung untuk membaca lontar dan menggali cerita-cerita pendek serta lengkap yang terkandung di dalamnya.

Baca Juga :  Dukung Kemajuan, Pj. Gubernur Bali S. M. Mahendra Jaya Tandatangani MoU Sister Province Jiangxi - Bali

“Ada 10 Lontar yang dipamerkan dalam Pameran bertajuk ‘Bhinneka Tunggal Ika Lontar Exhibition’ ini akan berlangsung mulai tanggal 3 April hingga 31 Mei 2024, mengundang semua pihak untuk merasakan keindahan dan kearifan budaya yang tersimpan dalam lontar,” pungkas mereka. (ads/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News