BLINC
(Kiri-Kanan). Prof. Rene Chapot, Dr. Kumara Tini dan Dr. Affan Priyambodo. Sumber Foto : tis/bpn

BALIPORTALNEWS.COM, NUSA DUA – Stroke menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Indonesia, tak hanya merenggut nyawa, stroke juga melumpuhkan aktivitas dan menimbulkan beban bagi keluarga. Di tengah situasi ini, kabar gembira datang dari Bali. Bali International Neurovascular Intervention Conference (BLINC) perdana digelar di Westin Resort Nusa Dua pada 25-27 April 2024.

Acara ini menjadi tonggak sejarah bagi dunia medis Indonesia, khususnya di bidang neurovaskular. BLINC menghadirkan para pakar terkemuka dari berbagai penjuru dunia untuk berbagi pengetahuan, inovasi, dan praktik terbaik dalam penanganan stroke dan gangguan neuromuskular lainnya.

Dibuka dengan pidato utama oleh Dr. Affan Priyambodo, ahli bedah saraf ternama, BLINC menjadi wadah bagi para dokter untuk mempererat hubungan antar negara, belajar dari para pembicara mutakhir, dan meningkatkan pengetahuan dalam bidang neurovaskular.

Dr. Affan, bersama Dr. Kumara Tini (radiologi science), Prof. Rene Chapot (neuroradiologi dan terapi endovaskular intrakranial), dan para pakar lain, menekankan pentingnya kolaborasi dan pertukaran pengetahuan untuk memajukan pengobatan stroke dan gangguan neuromuskular.

Baca Juga :  IHGMA DPD Bali Gelar Rakerda IV, Mendorong Pariwisata Menuju Regeneratif

“Kami mengucapkan terima kasih yang   sebesar-besarnya   kepada   Kementerian   Kesehatan   dan   seluruh   peserta yang kontribusinya telah memfasilitasi keberhasilan pelaksanaan konferensi ini. BLINC tetap berkomitmen untuk memajukan pengetahuan dalam perawatan Neurovaskular, yang bertujuan untuk mengurangi kejadian kematian terkait stroke,” ucap Dr. Affan Priyambodo selaku CMO BLINC.

Sepanjang acara tiga hari tersebut, para peserta disuguhi berbagai presentasi, diskusi panel, dan lokakarya  langsung  yang  mencakup  berbagai  aspek  intervensi  neurovaskular.  Topik berkisar dari kemajuan terkini dalam terapi endovaskular untuk pengobatan stroke dan aneurisma hingga teknologi baru dalam neuroimaging dan pemantauan intraoperatif.

Salah satu hal yang menarik dari konferensi ini adalah presentasi penelitian inovatif tentang modalitas pengobatan baru untuk kondisi neurovaskular yang kompleks. Para ahli berbagi pengalaman   dan   hasil   mereka, memberikan wawasan berharga dalam meningkatkan perawatan pasien dan hasil klinis.

“Kami sangat mengapresiasi dukungan para sponsor yaitu Pertamina dan PT Freeport Indonesia yang berasal dari luar industri kesehatan. Hal ini menandakan animo untuk mendorong misi kolektif untuk meningkatkan pengetahuan neurovascular sangatlah tinggi. Saat ini tercatat data pemerintah penderita stroke hampir mencapai kurang lebih dua juta kasus, namun yang bisa kami tangani hanya sekitar 2.500 – 3.000 kasus saja. Harapan besar kami dengan adanya event ini dapat memberikan perubahan kedepannya untuk industri neurovaskular di Indonesia,” ungkap Dr. Affan.

Keberhasilan BLINC tidak lepas dari kekayaan budaya Bali yang menjadi daya tarik bagi para tamu internasional. Ke depan, penyelenggara berencana menjadikan konferensi ini sebagai acara tahunan, dengan cakupan dan jangkauan yang lebih luas.

“Kami memilih Bali, karena kekayaan kulturalnya yang sangat pantas kita banggakan kepada tamu internasional,” lanjut Dr. Affan.

Baca Juga :  Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan (KML) Badung Tingkatkan Kualitas Pembinaan Generasi Muda

Prof. Rene Chapot menambahkan, saat ini alat untuk mendeteksi stroke sudah tersedia, namun harganya masih sangat mahal.

“Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kita harus berkolaborasi dari berbagai sektor, agar kedepannya masalah stoke khususnya di Indoneisa tidak menjadi momok menakutkan bagi masyrakat dan biaya untuk mendeteksi stroke bisa lebih murah lagi,” tambah Prof. Rene.

Dr. Kumara Tini menekankan, stroke kini menjadi perhatian khusus dari Kementerian Kesehatan. “Penyakit stroke tidak memandang usia, tren penyakit stroke pada usia muda semakin tinggi. Hal tersebut karena berbagai faktor, seperti gaya hidup, diabetes dan hipertensi pada usia muda,” urai Dr. Kumara Tini.

Dengan mempertemukan para ahli dari seluruh dunia, BLINC menandai era baru dalam intervensi neurovaskular di Indonesia. Konferensi ini diharapkan dapat mendorong kemajuan dan inovasi dalam penanganan stroke dan gangguan neuromuskular, demi meningkatkan kualitas hidup para pasien dan keluarga mereka.(tis/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News