MENGASIHI
Ilustrasi dari TOP 3 Early Stage Startup selanjutnya, Mengasihi, saat melakukan Final Pitch, Mini Expo, dan Penerimaan plakat serta dana pembinaan oleh Vice President Stakeholder Relations & Management PT Pertamina (Persero), Rifky Rahman Yusuf pada 29 November 2023 di The Patra Bali Resort & Villa, Bali. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, BADUNG – Kesetaraan gender yang telah disadari para wanita membuat mereka mengambil peran dalam perekonomian keluarga. Dampaknya, kesibukan wanita ketika menjadi ibu kerap membuat anak bayinya tak mendapatkan ASI yang cukup. Akibatnya, data menunjukkan 30,9 persen ibu pekerja ternyata memiliki masalah dengan anaknya yaitu stunting karena keterbatasan waktu memberikan ASI.

Hal ini memantik Zakaria Khori Hermawan (21) dkk dari Universitas Institut Teknologi Bandung menciptakan Kinasih. Kinasih adalah jasa pasteurisasi ASI menjadikannya dalam bentuk bubuk untuk penggunaan pribadi. Dengan proses yang canggih, Mengasihi memastikan kekayaan nutrisi ASI terpelihara dengan tingkat retensi 97%, sekaligus menjaga antibodi, sifat penambah kekebalan tubuh, dan enzim Lipase yang penting.

Baca Juga :  PLN Mobile Proliga 2024 Siap Digelar, Kolaborasi Dukungan Untuk Pengembangan Voli di Tanah Air

“Sebenarnya kami menyasar ke ibu pekerja karena ibu pekerja 30,9 persennya, ternyata memiliki anak stunting karena keterbatasan waktu mereka untuk memberikan ASI. Sebenarnya dengan metode khusus, kita bisa mengubah 4 liter ASI menjadi 400 gram hanya dengan waktu 50 jam per mesin,” ungkapnya.

Untuk dapat mengolah ASI dalam bentuk cair ke dalam bentuk bubuk, ia bekerjasama dengan laboratorium Sekolah Farmasi di ITB. “Jadi memang riset bareng mengenai nutrisinya bagaimana, kan yang paling penting adalah kualitas dari ASI bagaimana, kandungan antibodinya dan bakteri yang baik bagaimana,” ujarnya.

Baca Juga :  13 Kantor Cabang BRI di Bali dan Nusa Tenggara Buka Layanan Terbatas Saat Lebaran

Setelah inovasinya tersebut dicobakan di Puskesmas, prevalensi ASI naik. Sehingga ia optimis produk ciptaanya dapat diterima pasar. Untuk jasa pengolahan ASI tersebut per liter Rp37.500.

Dengan masih bergabungnya pembuatan ASI bubuk di Lab Farmasi ITB, ia berharap ke depan dapat memiliki lab sendiri karena saat ini ia telah memiliki klien 15-18 ibu. Ibu- ibu tersebut rutin menggunakan jasanya sehingga ia membutuhkan investasi mulai dari Rp100 juta agar dapat membangun mimpinya.

Beruntung dari ajang Pertamuda yang pertama kali ia ikuti tersebut, mampu membawanya memperoleh pendanaan pertamanya. “Pertamuda Seed and Scale 2023 ini memang wadah yang proper banget, karena kita di treat secara professional dan mengerti cara treat, dan mereka memahami kebutuhan young entrepreneur seperti kami bahkan difasilitasi juga untuk business matching, bertemu calon investor,” ungkapnya.

Ia berharap, lewat inovasi ini ada tujuan besar yang dapat dicapai yaitu menekan stunting dan meningkatkan pemberian ASI eksklusif. Lewat ajang–ajang seperti Pertamua itu juga, ia berharap start up seperti dirinya dapat naik kelas mewujudkan angka stunting yang rendah di Indonesia.(bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News