Mosquito
Putu Velyniawati, Risk Communication and Community Engagement (RCCE Specialist) dari World Mosquito Program (WMP) Indonesia. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, BULELENG – Buleleng Development Festival (BDF) 2023 kembali menghadirkan narasumber berbobot yang membahas pembangunan di Kabupaten Buleleng. Pada hari ini, Selasa (22/8/2023), di GOR Bhuana Patra, acara tersebut dihadiri oleh Putu Velyniawati, Risk Communication and Community Engagement (RCCE Specialist) dari World Mosquito Program (WMP) Indonesia sebagai narasumber.

Dalam Talk Show yang dipandu oleh IGA Agus Mahendra tersebut, Velyniawati mengemukakan alasan dibalik pemilihan Kabupaten Buleleng sebagai pilot project Wolbachia. Menurutnya, Kabupaten Buleleng memiliki kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang cukup tinggi. WMP melihat hal ini sebagai panggilan untuk bertindak dalam mengatasi masalah yang mendesak.

Baca Juga :  Nyoman Dari Bali, Penyelenggaraan Pemilu di Buleleng Aman Terkendali

“Kami melihat usaha keras Pemerintah Kabupaten Buleleng dalam menghadapi kasus DBD yang cukup meresahkan. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk menjadikan Buleleng sebagai salah satu sasaran Pilot Project Wolbachia,” kata Velyniawati.

Lebih lanjut, Velyniawati menjelaskan bahwa musim pancaroba kerap kali menyebabkan angka kasus DBD meningkat secara signifikan. Oleh karena itu, program penerapan Wolbachia akan segera dilaksanakan di Kabupaten Buleleng untuk membantu meredam penyebaran penyakit ini.

Metode Wolbachia yang akan diterapkan oleh WMP adalah dengan menyebarkan nyamuk yang telah diinfeksi oleh bakteri Wolbachia. Bakteri ini memiliki kemampuan untuk mengurangi penularan DBD pada nyamuk Aedes Aegypti, pembawa utama virus penyakit tersebut.

Velyniawati juga menyampaikan bahwa metode ini sebelumnya telah berhasil dilakukan di Yogyakarta dan kini sedang diujicobakan di Pulau Bali yaitu Denpasar dan Buleleng. Ia menegaskan bahwa upaya penerapan metode Wolbachia akan dilakukan secara bersamaan dengan berbagai metode preventif lainnya, seperti fogging dan pemantauan jentik nyamuk.

Baca Juga :  Jumlah Formasi 3.871, Sekda Suyasa: Jangan Terpengaruh Oknum pada Rekrutmen P3K

“Kami berharap dengan adanya penerapan metode ini, angka kasus DBD di Kabupaten Buleleng dapat ditekan. Penyebaran Wolbachia akan berlangsung selama 12-20 pekan dan dijadwalkan akan dimulai pada Bulan November 2023,” tambah Velyniawati.

Velyniawati optimis dengan komitmen dan kerjasama dari berbagai pihak, WMP optimis bahwa upaya untuk mengatasi kasus DBD di Kabupaten Buleleng akan memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat setempat.(sri/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News