diskusi buku Bali Jani 2023
Pelaksanaan diskusi buku Bali Jani 2023, bertempat di ISI, Denpasar, Kamis (27/7/2023). Sumber Foto : aar/bpn

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Dalam rangka pemajuan karya seni modern inovatif, Festival Bali Jani 2023 merupakan kali ke-5, acara dengan program-progam menarik yang kali ini mengangkat tema ‘Segara Kerthi-Bahari Sumber Inspirasi’ menjadikan air konsep utama, dibahas dalam acara yang berlangsung di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar dari 16-31 Juli 2023.

Salah satu program Festival Bali Jani 2023, ‘25 Tahun Reformasi, Menimbang Buku-buku Ayu Utami’ merupakan ajang diskusi dan bedah buku, bekerja sama dengan Utan Kayu, kegiatan berlangsung di Lab FTV, ISI Denpasar, Kamis (27/7/2023).

Baca Juga :  Wali Kota Jaya Negara Tinjau Pengerjaan Perataan Lahan Stockpile Mertasari 

“Bulan Mei ini, kita memperingati 25 tahun peristiwa Reformasi. Telah banyak perubaban yang berdampak terhadap kehidupan masyarakat Indonesia melalui reformasi ini, dipicu insiden penembakan terhadap mahasiswa Trisakti pada 12 Mei 1998, dan persis itupula saya meluncurkan Novel Saman,” ungkapnya.

Ayu Utami di zaman orde baru, merupakan seorang wartawan dan aktivis. Ia juga sebagai pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI), pada masanya dianggap pembangkang pemerintah era kepemimpinan Presiden Soeharto.

Dua puluh lima tahun berjalan, Ayu telah melahirkan banyak karya-karya tulis, yang membuatnya berhasil meraih sejumlah penghargaan, memberikan pengalaman baru dalam membaca dan dunia sastra Indonesia.

“Novel Saman diterima sebagai cerita sukses. Akan tetapi, cerita sukses Saman karena adanya kontroversi dan momen masa,” singkatnya.

Baca Juga :  Pj Gubernur Bali Pimpin Apel Hari Otonomi Daerah Ke-28 di Kantor Gubernur Bali

Made Sujaya Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, FKIP UPMI menyebut, novel berjudul Saman karya Ayu Utami terbit dalam suasana Reformasi 1998. Pembacaan dari sisi sastra, menurut Sujaya, Saman juga menjadi penanda era keterbukaan bahasa di tengah-tengah kesantunan bahasa yang sedang menghegemoni saat itu.

“Saman memberikan pengaruh pada pengarang-pengarang lain, terutama pengarang perempuan, dalam menghasilkan sastra fiksi,” imbuhnya.

Penangkapan rasa atas novel karya Ayu Utami, yang senada Sujaya, diungkapkan Partogi. Ia tertarik untuk membaca novel Saman justru karena dilarang membaca novel itu.

Baca Juga :  Dukung Kelancaran Mudik Lebaran, Sinergi Dishub Denpasar Siapkan Pos Terpadu, Cek Kesehatan Sopir dan Angkutan

“Buku (Saman) itu bacaan untuk orang dewasa. Setelah membaca kembali, saya merasakan karya Ayu Utami itu banyak lapisannya, tidak hanya tentang sensualitas,” ujar Partogi.

Acara Temu Buku adalah bagian dari program Beranda Pustaka FSBJ, perayaan seni dan budaya Bali modern, yang digelar setiap tahun sejak 2019. Dalam kesempatan itu hadir pula sejumlah penulis dan sastrawan, di antaranya, Putu Suasta, Hartanto, dan Goenawan Mohamad. (aar/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News