Menurut Bupati Tamba, penjemputan pusaka bajra tersebut adalah suatu upaya mengembalikan pusaka-pusaka jagat Jembrana (Kabupaten Jembrana), serta menempatkan pada posisi seharusnya. Terlebih telah selesai digarapnya pembangunan gedong suci di Pura Niti Praja tersebut.
“Hari ini atas ijin Ida Hyang Widhi Wasa, kita telah mengembalikan pusaka bajra yang kita stanakan di gedong suci Pura Niti Praja yang sudah dilakukan upacara pemelaspasan, dalam upacara tadi pusaka sudah di bunyikan dan saya harap berstananya pusaka tersebut memberi restu tercapainya masyarakat yang bahagia berlandaskan Tri Hita Karana sesuai dengan misi kita,” ujar Tamba.
Ditambahkannya bahwa pengembalian pusaka-pusaka ke tanah Jembrana adalah suatu bentuk meng-ajeg-kan (mengembalikan kewibawaan pemerintah) secara sekala dan niskala (kehidupan rohani dan jasmani). Ia juga mengajak jika ada paica-paica lain Ida Bhatara among Jembrana ngwali ke Jembrana.
“Kami juga berharap jika ada paica-paica lain Ida Bhatara among Jembrana bisa kembali ke jagat Jembrana. Selain itu, dimasa pandemi kita juga telah melaksanakan upacara guruh piduka (meminta maaf pada alam) sebelumnya di segara (laut) dan wana (hutan) dan hari ini kita lakukan di Jagat Pura Niti Praja. Dengan itu Tri Mandala sudah kita jalankan semua sebagai bentuk jalan secara niskala dengan harapan Ida Hyang Widi Wasa memberikan keselamatan dan kerahayuan bagi jagat dan masyarakat Jembrana serta pandemi ini segera berakhir,” tutupnya. (bpn)