Budidaya Buah Naga
PLN Ajak Petani Beralih ke Mesin Listrik. Sumber Foto : Istimewa

“Misalnya saja di Kabupaten Jembrana dan Buleleng masih banyak petani yang menggunakan pompa air diesel untuk pengairan. Sedangkan di selatan Bali, masih banyak penggilingan padi yang menggunakan mesin diesel berbahan bakar solar yang tidak ramah lingkungan,” kata Udayana.

Kadek Ruma salah satu petani holtikultura bersama kelompoknya di Songan Kintamani memahami bahwa penggunakan solar dan oli yang sebelumnya ia gunakan untuk mesin pompa air dapat berpengaruh buruk pada biota danau.

“Kami saat ini mengikuti teknologi terbaru yakni memanfaatkan mesil dengan listrik untuk pengairan, kami menyadari bahwa solar dan oli yang digunakan untuk mesin diesel yang kami gunakan sebelumnya dapat mencemari danau,” jelasnya.

I Kadek Sinar Suryaditya yang merupakan pengusaha beras dari Tabanan mengaku jika sebelumnya untuk penggilingan beras dibutuhkan biaya operasional sebesar Rp7,5 juta untuk pembelian solar saja setiap 15 hari, maka setelah beralih ke mesin berbasis listrik, dirinya menghemat sekita Rp2,5 juta.

Baca Juga :  De Gadjah: Bali Berpotensi Miliki Satu Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

“Selain itu hasilnya lebih baik, karena RPM atau perputaran mesinnya lebih stabil jika dibandingkan dengan yang diesel,” jelas Kadek.

Pemilik usaha budidaya buah naga, Gede Wahyu turut memanfaatkan program electrifying agriculture dengan memasang sekitar 500 lampu pada lahan 1 ha miliknya.

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News