BALIPORTALNEWS.COM – SESUAI kalender pendidikan di Bali, serangkaian hari raya Galungan dan Kuningan, para siswa dijatahkan libur selama dua pekan, mulai 5 hingga 18 September mendatang. Dalam rentang waktu dua minggu, momentum peringatan hari raya terbesar umat Hindu di Bali tersebut bisa dimanfaatkan untuk menanamkan hal-hal yang positif kepada generasi muda Hindu secara intensif.

Menurut praktisi pendidikan, Wayan Murdana, S.Pd., M.Psi., mengisi libur hari raya ini, mereka (siswa) bisa diperkenalkan dengan tatanan kehidupan adat dan masyarakat Bali, mempererat ikatan kekerabatan dengan rekan-rekannya di banjar maupun nilai-nilai positif lokal genius lainnya.

Baca Juga :  Kelurahan Peguyangan Gelar Pelatihan Bahasa Bali, Tingkatkan Minat Generasi Muda Pelajari Bahasa Bali

‘’Selama libur Hari Raya Galungan dan Kuningan hendaknya dimanfaatkan dengan kegiatan positif. Jika pun di banjar-banjar ada kegiatan bazar, itu sangat postif untuk saling bertemu wirasa,’’ ujar Murdana, Kamis (8/9/2016).

Momentum hari raya Galungan dan Kuningan, kata dia, merupakan sebuah bentuk penguatan nilai-nilai budi pekerti. Anak-anak bisa mempelajari tradisi keagamaman pada masyarakat (orangtua) seperti mejejahitan atau metanding banten. ‘’Itu sebuah bentuk transpormasi nilai budaya dan agama,’’ ujarnya.

Selain itu, sebagai masyarakat pelajar bisa mentransfer ilmu atau memberikan informasi tentang pendidikan di kota ataupun berbagi pengalaman yang didapat di bangku sekolah kepada adik-adik kelas di kampung halaman.

Baca Juga :  Purnama Sasih Jiyestha, Bupati Tabanan Sembahyang Bersama di Padmasana Kantor Bupati dan Pura Luhur Batukau

Dengan begitu, ada nilai plus yang didapat oleh saudara-saudara di kampung halaman. ‘’Kegiatannya tidak mesti formal, bisa dilakukan di banjar ataupun di pura semacam pasraman kecil,’’ tandasnya. (tis/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News