Toya Devasya
Talkshow Storynomics di Toya Devasya pada Jumat (19/7/2024). Sumber Foto : ads/bpn

BALIPORTALNEWS.COM, BANGLI – Toya Devasya, destinasi wisata nomor satu di Kintamani, merayakan ulang tahun ke-22 dengan menggali dan merangkai narasi sejarahnya.

I Ketut Mardjana, pendiri Toya Devasya, mengungkapkan bahwa pencapaian ini menjadi bukti bahwa Toya Devasya semakin eksis sebagai tujuan wisata dengan ciri khas permandian air hangat di Geopark Batur Kintamani.

“Usia 22 tahun Toya Devasya ini akan menjadi cerita indah bagi anak cucu,”ungkap IKM sapaan akrabnya pada Jumat (19/7/2024).

Storynomics, konsep baru yang menggabungkan cerita dan ekonomi, menjadi penunjang pariwisata melalui wisata narasi. Dee Lestari, penulis terkenal, mengungkapkan bahwa kunjungan perdananya ke Toya Devasya memberikan kesan mendalam.

Baca Juga :  Tokocrypto dan Binance Sukses Gelar Sesi Eksklusif di Side Event Coinfest Asia

“Dalam profesi saya, cerita memiliki kekuatan yang luar biasa. Sebuah perjuangan bangsa saja bisa digerakkan oleh cerita, apalagi pariwisata,” kata Dee.

Di era media sosial, cerita menjadi sangat penting. “Caption itu cerita,” tambah Dee.

Storynomics baru diungkapkan sekarang, dan Toya Devasya bisa seperti ini karena potensinya. “On the right track,” tegasnya.

Membuat buku fiksi adalah seperti menciptakan dunia baru, di mana penulis yang menentukan arah ceritanya. Namun, dalam storynomics, cerita dibantu oleh tempat aktual yang digali dan dipoles dengan indah sehingga bisa dinikmati.

“Supaya orang pergi ke tempat ini,” tambah Dee.

Baca Juga :  Peran Penting OJK dalam Mewujudkan Indonesia Baru

Niluh Djelantik, sebagai putra daerah yang lahir di Batur, menyatakan bahwa Toya Devasya menarik ratusan pelanggan setiap hari.

“Jika infrastruktur tidak bagus, otomatis mempengaruhi wisatawan. Bagaimana Toya Devasya menjadi lebih besar dan indah, menjaga cerita itu seperti ‘Eat, Pray, Love’ yang menjadi buku sejarah,” ujarnya. 

Andre Andre Syahreza, seorang penulis, menjelaskan bahwa Storynomics pariwisata menggabungkan cerita dan kebenaran emosional. 

“Cerita rakyat lebih ke kebenaran cerita rakyat, belum tentu faktual. Itu yang menggerakkan pariwisata,” katanya. 

Kintamani memiliki potensi cerita love story yang kuat, seperti Kerajaan Bali tertua, Kerajaan Balingkang, yang memiliki sejarah perkawinan dengan Tiongkok.

Baca Juga :  Indonesia Insurance Summit 2024: OJK Bersama DAI Dorong Perkembangan Industri Asuransi di Indonesia

“Pariwisata di Kintamani belum mengemas cerita ini menjadi daya tarik. Potensi ini bisa dikemas dalam wisata storynomics, termasuk Toya Devasya,” tambah Andre.

Konsep storyinomics ini dikemas dalam sebuah buku novel yang disebar di acara HUT Toya Devasya ke-22. Buku ini menggabungkan company profile dengan cerita yang menarik, memberikan pengalaman unik bagi para pembaca dan pengunjung. 

Dengan narasi yang kuat dan konsep storinomics yang matang, Kintamani siap menjadi destinasi wisata narasi yang menarik bagi wisatawan lokal maupun internasional.(ads/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News