Teman Tuli
Rayakan Hari Disabilitas Internasional, Kaneshiro Bali Beri Ruang “Teman Tuli” untuk Berekspresi. Sumber Foto : tis/bpn

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Dalam rangka ikut merayakan Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember lalu, dengan menggandeng Bali Deaf Community, Komunitas Tari Lara Jiva, MA Music, Juru Bahasa Isyarat serta Rainbow Face Painting, Kaneshiro Bali menyediakan ruang bagi ‘Teman Tuli’ untuk berekspresi, menyampaikan pendapat dan juga mendapatkan aksebilitas layanan yang lebik baik, pada Rabu (6/12/2023) malam.

Manager Outlet Kaneshiro Bali, Made Victor mengatakan Hari Disabilitas Internasional merupakan bentuk pengakuan seluruh masyarakat di dunia terhadap penyandang disabilitas, peneguhan komitmen seluruh bangsa, dan membangun kepedulian guna mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan teman-teman disabilitas.

Victor mengingatkan kembali akan nilai pentingnya dukungan lembaga terhadap keberadaan para penyandang disabilitas, baik berupa perlindungan, pengakuan, dan penghormatan kepada para penyandang disabilitas.

“Saya ucapkan selamat datang di Kaneshiro Bali pada Ketua Bali Deaf Community, Komunitas Tari Lara Jiva, tim juru bahasa isyarat, Rainbow Facepainting, dan tentunya seluruh customer Kaneshiro Bali,” ucap Victor membuka acara sosial memperingati Hari Disabilitas Internasional 2023 di Kaneshiro Bali, Kamis (6/12/2023) malam.

Dalam upaya memangkas jarak antara ‘teman tuli’ dan ‘teman dengar’ tersebut, Victor menjelaskan Kaneshiro Bali menambahkan bahasa isyarat pada video informasi official di restoran yang menyediakan 150+ pilihan menu suki dan grill dengan sajian daging sapi impor yang terjamin kualitas serta kebersihannya.

“Kami sudah menambahkan bahasa isyarat di video informasi official Kaneshiro Bali. Ke depan, kami akan terus meningkatkan lagi agar Kaneshiro Bali ini bukan hanya sekadar restoran tempat makan, tapi menjadi rumah yang ramah bagi semua customer,” tandas Victor dengan nada santun.

Baca Juga :  Kinerja Industri Jasa Keuangan Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Tetap Resilien dan Terjaga Stabil

Terobosan Kaneshiro Bali tersebut diapresiasi Ketua Bali Deaf Community, Ketut Yunda Manik Wardani.

“Kaneshiro memberikan akses bahasa isyarat saya merasa sangat senang. Saya sangat senang Kaneshiro dan tim Pak Victor membuat akses seperti itu. Mungkin di Bali ini yang pertama saya lihat ada video yang berbahasa isyarat. Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung sudah pernah. Itu pertama. Tapi untuk di restoran mungkin ini yang pertama kali di Bali,” ucap Ketut Yunda Manik Wardani.

Didampingi juru bahasa isyarat, Pande Ketut Ratih, Ketut Yunda Manik Wardani menyampaikan harapan khusus kepada Kaneshiro Bali.

Harapan khusus tersebut adalah bisa menerima ‘teman tuli’ bekerja di Kaneshiro Bali.  “Mungkin menerima kami sebagai cleaning service atau jenis pekerjaan lainnya. Jika mengalami hambatan komunikasi, boleh berikan kami jenis pekerjaan yang lain,” ungkap Ketut Yunda Manik Wardani.

Disinggung soal menu yang tersaji di Kaneshiro Bali, Ketut Yunda Manik Wardani menyebut enak semua.

“Saya kenyang sekali. Saya pernah tiga kali ke sini. Ya, nanti kami pasti akan datang kembali. Pertama kali saya ketemu Pak Victor di Kaneshiro Bali, saya merasa senang. Pak Victor itu melihat tuli itu bisa. Jadi berikutnya saya berharap ini akan lancar. Terima kasih Bapak sudah mengundang kami ke sini. Saya sangat senang,” ungkap Ketut Yunda Manik Wardani.

Baca Juga :  Dukung Kelancaran Mudik Lebaran, Sinergi Dishub Denpasar Siapkan Pos Terpadu, Cek Kesehatan Sopir dan Angkutan

Sementara itu, Ketua Komunitas Tari Lara Jiva, Putu Wahyu Putra Sudianta juga mengucapkan terima kasih atas undangan dari Kaneshiro Bali.

Teman Tuli
Penampilan dari Komunitas Tari Lara Jiva menarikan Tari Oleg Tamulilingan. Sumber Foto : tis/bpn

“Saya mendapatkan undangan melalui WhatsApp. Perasaan saya sangat senang mendapatkan undangan ini. Tumben banget saya mendapatkan undangan di restoran seperti ini. Jadi saya sangat senang. Banyak yang menonton juga. Jadi, semua orang bisa tahu bahwa tuli itu juga bisa memandu tari dengan menggunakan laptop,” ungkap Putu Wahyu Putra Sudianta yang penyampaiannya ke awak media dipandu juru bahasa isyarat, Pande Ketut Ratih.

Menampilkan suguhan Tari Oleg Tamulilingan dengan apik dan memukau penonton, Putu Wahyu Putra Sudianta mengaku memantapkan latihan selama 12 jam selama dua hari sebelum manggung di Kaneshiro Bali.

“Ada dua hari saya melatih untuk ini (pentas Tari Oleg Tamulilingan, red). Kami berusaha keras. Saya memberikan semangat bagi teman-teman saat berlatih selama 6 jam dalam sehari. Pande, penari cowoknya karena saya keras dia sampai menangis. Saya semangatin dia agar tidak putus asa karena kita bisa setara dengan orang yang mendengar,” ungkap coach Putu Wahyu Putra Sudianta.

Baca Juga :  Soul In A Bowl: Perpaduan Cita Rasa dan Suasana Nyaman di Sanur

Menarik diketahui, Putu Wahyu Putra Sudianta mengaku juga pernah diundang ke sejumlah Sekolah Luar Biasa (SLB) untuk mengajarkan tari.

“Komunitas Tari Lara Jiva berdiri sejak tahun 2021 bertepatan dengan hari ulang tahun Bali Deaf Community dan Putra-Putri Tuli Bali. Pada saat itu saat memikirkan konsep Lara Jiva dan saya berjuang berbekal ide membangun komunitas tari untuk mempekerjakan tuli dan bisa mengajarkan teman-teman untuk menari. Saya berharap mendapatkan undangan banyak pihak sehingga banyak orang yang tahu. Kami belum begitu terkenal saat ini. Belum terdengar gaungnya. Sebetulnya kami baru mendapatkan sedikit undangan. Belum banyak. Dengan banyak undangan, kami akan membuat jadwal dan melatih tari. Tentu akan sangat menyenangkan bagi kami sehingga bisa memberdayakan teman-teman tuli. Bisa membantu mereka untuk memenuhi kebutuhan sekolah maupun kuliah. Itu akan memberdayakan para tuli,” ungkap Ketua Komunitas Tari Lara Jiva.

Lebih jauh, Putu Wahyu Putra Sudianta membuka fakta bahwa para tuli dominan berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah.

“Bapak/Ibu para tuli dominan tidak memiliki kemampuan (ekonomi, red). Jadi saya mengajak mereka untuk bergabung di Komunitas Lara Jiva supaya mendapatkan pendapatan dari sini,” tutup Putu Wahyu Putra Sudianta.

Teman Tuli berhasil menampilkan pertunjukan yang apik dan memukau seluruh pengunjung Kaneshiro Bali pada malam itu.(tis/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News