Joshua Tree
Screening Film Dokumenter Joshua Tree di Bali, Kisahkah Remaja Autisme Berhasil Berkembang Berkat Kasih Sayang Keluarga. Sumber Foto : tis/bpn

BALIPORTALNEWS.COM, BADUNG – Screening film dokumenter berjudul Joshua Tree dilaksanakan pada Minggu (12/11/2023) sore di Padma Resort Legian yang dihadiri puluhan orang tua dan terapis. Film dokumenter Joshua Tree mengisahkan seorang remaja dengan autisme parah hingga akhirnya mengalami perkembangan yang sangat luar biasa berkat kasih sayang keluarga.

Ibunda Joshua, Dr. Deibby Mamahit mengatakan Joshua adalah anak kedua dari empat bersaudara, Kakaknya Immanuel juga didiagnosis autisme.

“Joshua tergolong autisme parah, dia tidak bisa ngomong, tidak bisa mengerti apa yang sedang terjadi, dan tidak punya hubungan dengan orang lain. Melalui film dokumenter ini kita bisa lihat banyak sekali kemajuan yang dialami oleh Joshua, sehingga kita bisa belajar bersama-sama bahwa anak yang sangat parah didianosis oleh dokter dapat menunjukkan perkembangan yang sangat baik. Bahkan minggu ini Joshua akan masuk sekolah untuk pertama kalina,” jelas Dr. Deibby Mamahit.

Melalui screening film Joshua Tree di Bali ini, Dr. Deibby Mamahit berharap dapat memberi semangat kepada orang tua yang memiliki anak didianosis autisme.

Baca Juga :  Rock Bar di Bali Menghadirkan Identitas Visual Baru yang Memukau

“Melalui film ini menceritakan bagaimana mungkin suatu harapan itu bisa terjadi jika kasih sayang keluarga dapat memberikan pengaruh yang sangat besar akan perkembangan anak. Kita berkeyakinan bahwa selain Joshua, anak-anak yang lain juga bisa,” ucap Dr. Deibby Mamahit.

Lebih lanjut kata Dr. Deibby Mamahit, ada lima progress yang mempengaruhi dari perkembangan Joshua, yaitu 1) Istirahat yang cukup; 2) Nutrisi makanan yang baik; 3) Olahraga; 4) Bagaimana mengelola stress; dan 5) Hubungan dengan orang tua.

“Hubungan dengan orang tua yang sangat penting. Orang tua itu sangat berperan, karena orang tua itu lebih ada dalam hidup anak-anak ini (autiesme, red). Saya ingin mengimbau kepada semua orang tua untuk menghayati apa makna dari film dokumenter Joshua Tree ini, sehingga mereka mempunyai jawaban bagaimana orang tua dapat membantu anaknya untuk memilih untuk maju,” jelas Dr. Deibby Mamahit.

Dr. Deibby Mamahit menambahkan, Joshua Tree adalah suatu pesan mengenai cinta dan pengharapan. Bahwa individu dengan autisme bisa terus berkembang dan belajar.

Joshua Tree
Dr. Deibby Mamahit (baju hitam) didampingi Jon Unal (baju putih) dalam acara Screening Film Dokumenter Joshua Tree di Bali, Minggu (12/11/2023). Sumber Foto : tis/bpn

“Jangan pernah menyerah. Nikmati keistimewaan yang mereka punya. Manusia adalah bagian dari alam dan dapat dimetaforakan sebagai pohon. Seorang anak dalam spektrum autisme sangat memerlukan keluarganya,” tutup Dr. Deibby Mamahit.

Sebagai informasi, Ayah Joshua seorang dokter mata sedangkan Ibu Joshua seorang dokter emergency yang ganti haluan menjadi dokter untuk anak berkebutuhan khusus.

Selama penayangan film dokumenter Joshua Tree di Bali ini dipenuhi dengan sesi tanya jawab. Dalam sesi tanya jawab Dr. Deibby Mamahit didampingi Jon Unal. Jon Unal merupakan leadership & mindset coach, university leadership & mindset coach, university lecturer dan psychotherapist yang berdomisili di Bali.

Baca Juga :  Sosialisasi Keterbukaan Informasi Publik dan Peran Media di Badung

Sebelumnya film dokumenter Joshua Tree sudah ditayangkan secara perdana di Jakarta pada Mei 2023. Setelah itu ditayangkan Singapura, Vietnam, Jepang dan kota-kota yang lain di Indonesia. Film ini disutradarai oleh George Arif. Film ini mendapatkan nominasi untuk Best Documentary Subject di Berlin FilmHaus Festival 2023 dan juga Official Selection di London Best Documentary 2023.(tis/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News