Doktor Ilmu Kedokteran Buktikan Potensi Ekstrak Buah Pare Untuk Kontrasepsi Pria
Doktor Ilmu Kedokteran Buktikan Potensi Ekstrak Buah Pare Untuk Kontrasepsi Pria. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Bertempat di Gedung Program Pascasarjana Lt. III Ruang Aula Kampus Denpasar, telah berlangsung ujian Promosi Doktor dengan kandidat promovendus, Zul Hendry, S.Kep., Ners., M.Kep., dengan judul disertasi ‘Pemberian Ekstrak Buah Pare (Momordica charantia L) Menyebabkan Konsentrasi Spermatozoa Lebih Rendah Melalui Ekspresi Protein StAR dan Kadar Testosteron yang Lebih Rendah serta Ekspresi Caspase-3 yang Lebih Tinggi pada Mencit (Mus musculus)’ pada Selasa (17/10/2023).

Salah satu permasalahan negara berkembang seperti Indonesia adalah tingginya tingkat pertumbuhan penduduk. Oleh sebab itu pemerintah terus berusaha mengoptimalkan program keluarga berencana termasuk mendorong partisipasi pria agar berperan aktif, salah satunya dengan menyediakan sarana kontrasepsi untuk pria.

Baca Juga :  Kinerja Industri Jasa Keuangan Provinsi Bali Terjaga dan Tumbuh Positif

Indonesia memiliki berbagai tanaman yang berpotensi sebagai agen kontrasepsi, salah satunya adalah buah pare (Momordica charantia L) yang secara tradisional sudah banyak digunakan di beberapa negara Asia dan Afrika. Berbagai penelitian sebelumnya membuktikan bahwa ekstrak buah pare berdampak menurunkan fertilitas, namun belum ada penelitian yang menjelaskan mengenai mekanisme terjadinya hal tersebut.

Selama ini terdapat 2 (dua) teori mengenai jalur yang mungkin merupakan mekanisme kerjanya yaitu mekanisme hormonal dan mekanisme sitotoksik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan mekanisme penurunan fertilitas pada mencit yang diberikan ekstrak buah pare.

Hasil penelitian menunjukkan rerata konsentrasi spermatozoa kelompok perlakuan lebih rendah secara signifikan dibandingkan dengan kontrol. Ekspresi protein StAR lebih rendah pada kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol. Kadar testosteron lebih rendah pada kelompok perlakuan.

Sedangkan ekspresi caspase-3 secara signifikan lebih tinggi pada kelompok perlakuan dibandingkan kelompok control. Namun pada pemeriksaan kadar MDA tidak didapatkan perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok. Pada analisis multivariat menggunakan regresi linier berganda didapatkan bahwa kadar testosteron berpengaruh paling besar terhadap konsentrasi spermatozoa.

Baca Juga :  Primakara University: Menuju Puncak Prestasi Bersama AMSI Bali

Kesimpulannya, pemberian ekstrak buah pare menyebabkan konsentrasi spermatozoa, ekspresi protein StAR, dan kadar testosteron menjadi lebih rendah, dan ekspresi caspase-3 menjadi lebih tinggi.

Sedangkan Kadar MDA tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Saran bagi peneliti selanjutnya adalah perlu penelitian lebih lanjut terhadap marker/penanda lain terkait efek ekstrak pare terhadap fertilitas.

Kebaruan penelitian ini adalah menemukan bahwa pemberian ekstrak buah pare (Momordica charantia L) menyebabkan penurunanan fertilitas pada mencit terutama terjadi melalui jalur hormonal yaitu penurunan ekspresi protein StAR dan kadar testosteron yang meningkatkan apoptosis sel spermatogenik dengan indikator peningkatan caspase-3.

Baca Juga :  Kwarcab Badung Tempa Generasi Muda Tangguh Lewat Dianpinru dan Dianpinsat 2024

Kadar malondialdehyde (MDA) tidak mengalami peningkatan yang mengindikasikan tidak terjadinya peningkatan stress oksidatif sehingga kemungkinan ekstrak berdampak sitotoksik langsung terhadap sel spermatogenik tidak terbukti.

Pada ujian kali ini, Dr. Zul Hendry, S.Kep., Ners., M.Kep., dinyatakan lulus sebagai Doktor Lulusan ke-399 Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan predikat Sangat Memuaskan. (unud.ac.id/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News