Agung Manik Danendra
Tokoh Muda Bali Agung Manik Danendra AMD yang juga Founder AMD Center bersama tokoh serta Penglingsir Puri Agung Tegal Denpasar Pemecutan berfoto bersama Ketua Yayasan Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan (Rumah KaKek) I Ketut Udi Prayudi saat mengunjungi Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan Pasraman Satyam Eva Jayate pada Rabu 20 September 2023. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Tokoh muda Bali, Agung Manik Danendra AMD, yang juga dikenal sebagai Founder AMD Center, semakin menancapkan jejaknya sebagai pemimpin masa depan , sebgai satu-satunya calon Gubernur Bali pada Pemilihan Gubernur Bali 2024 yang berlatar belakang tokoh muda nasional dengan pengalaman mumpuni, punya ide gagasan yang cemerlang dan visioner serta mampu memahami betul kebutuhan anak-anak muda berkat kedekatannya dengan anak-anak muda.

Dalam momen yang heroik pada Rabu (20/9/2023), yang juga diperingati sebagai Hari Puputan Badung, Agung Manik Danendra AMD mengunjungi Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan (Rumah KaKek) di Kelurahan Penatih, Kota Denpasar. Kunjungannya tersebut disambut hangat oleh Ketua Yayasan Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan (Rumah KaKek), I Ketut Udi Prayudi sekaligus AMD ditokohkan sebagai pemimpin muda Bali masa depan.

Agung Manik Danendra AMD Hibahkan Genta Berlapis Emas di Rumah Kebangsaan, Tokoh Muda Bali Sangat Layak Jadi Gubernur Bali 2024. Sumber Foto : ads/bpn

Bahkan secara terang-terangan Agung Manik Danendra AMD didaulat untuk menjadi Gubernur Bali untuk nindihin Bali dan menjaga taksu Bali. Tokoh Milenial Bali bernama lengkap Dr. Anak Agung Ngurah Manik Danendra, S.H., M.H., M.Kn.,dinilai sangat layak menjadi Gubernur Bali pada Pilgub Bali di tahun 2024 berkat konsistensinya dalam karya selama ini hingga keseriusannya terus menanamkan penguatan nilai-nilai kebangsaan.

Ketua Yayasan Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan (Rumah KaKek), I Ketut Udi Prayudi, mengungkapkan apresiasi mendalam terhadap Agung Manik Danendra AMD. Ia menyoroti konsistensi dan semangat kebangsaan yang telah dimiliki oleh Agung Manik Danendra AMD sejak masa mahasiswa hingga saat ini. Udi Prayudi menganggapnya sebagai contoh yang sangat penting bagi para pemimpin Bali dalam menjaga semangat kebangsaan dan nasionalisme.

“Ketika di pusat muncul sosok Gibran Rakabuming, maka di Bali muncul sosok Agung Manik Danendra AMD. Ini pilihan bagi masyarakat Bali untuk menjaga dan memperkuat karakter Bali yang penuh dengan toleransi dan keberagaman. Sosoknya memiliki komitmen, konsistensi, dan idealisme yang dibutuhkan untuk menjaga Bali dan Nusantara,” ujar Udi Prayudi.

Agung Manik Danendra AMD Hibahkan Genta Berlapis Emas di Rumah Kebangsaan, Tokoh Muda Bali Sangat Layak Jadi Gubernur Bali 2024. Sumber Foto : Istimewa

Selain itu, Agung Manik Danendra AMD juga disebut sebagai sosok yang pantas menjadi Presiden, bukan hanya Gubernur. Udi Prayudi melihatnya sebagai alternatif pilihan yang kuat untuk memimpin Bali dan menguatkan nilai-nilai kebangsaan.

“Tidak hanya gubernur, AMD bahkan layak jadi Presiden,” tegas Udi Prayudi.

di sisi lain dalam kunjungan istimewa Agung Manik Danendra AMD ini juga membawa pejati ke Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan ini untuk dihaturkan kepada para leluhur dan mendoakan para leluhur yang telah gugur berjuang membela tanah Bali yang keramat. Tokoh Milenial Bali bernama lengkap Dr. Anak Agung Ngurah Manik Danendra, S.H., M.H., M.Kn., yang digadang-gadang sebagai calon Gubernur Bali pada Pilgub Bali 2024 ini menggaungkan gema kebangsaan dengan menyumbangkan berupa Genta Kebangsaan berlapis emas kepada Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan. Genta Kebangsaan ini diserahkan Panglingsir Puri Agung Tegal Denpasar Pemecutan kepada Ketua Yayasan Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan (Rumah KaKek) I Ketut Udi Prayudi.

Sebagai bentuk melestarikan tradisi leluhur, Agung Manik Danendra AMD dan para tokoh yang hadir bersama Udi Prayudi dan para generasi muda dari berbagai daerah di nusantara melempar koin ke kolam istimewa yang berisi 45 air dari 45 sumber mata air di nusantara yang ada di depan Padma Candi Nusantara di Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan sebagai simbolis mewujudkan spirit gotong royong yang menjadi karakter bangsa Indonesia. Di Padma Candi Nusantara ini juga berisi air suci atau tirta dari tirta 45 pura di seluruh Indonesia. Dari ujung timur mulai dari tirta dari pura Amerta Bhuwana di Jayapura sampai di ujung barat tirta dari pura Sriwijaya Palembang.

Baca Juga :  Kanwil DJP Bali Bukukan Penerimaan Rp3,42 Triliun dan Tumbuh 23,69 Persen
Agung Manik Danendra AMD Hibahkan Genta Berlapis Emas di Rumah Kebangsaan, Tokoh Muda Bali Sangat Layak Jadi Gubernur Bali 2024. Sumber Foto : Istimewa

Di sisi lain disebutkan, Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan (Rumah KaKek) menjadi wadah berhimpunnya generasi muda Nusantara yang diinisiasi pembangunannya oleh KMHDI sejak tahun 2018. Di kawasan Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan juga berdiri Padma Candi Nusantara yang di-grounbreaking oleh Gubernur Bali, Made Mangku Pastika di penghujung masa jabatannya di tahun 2018.

“Beliau men-groundbreaking satu minggu sebelum berakhirnya masa jabatan beliau. Walaupun pembangunan Rumah Kakek ini baru 60 persen dengan semangat gotong royong dan semangat kebangsaan kami yakin bisa terwujud semua,” terang Udi Prayudi seraya mengapresiasi dalam suasana heroik dan kebangsaan peringatan Hari Puputan Badung, Agung Manik Danendra AMD yang merupakan tokoh bangsawan berdarah biru trah Raja yang dikenal sangat dekat dengan anak-anak muda ini menggaungkan kembali semangat dan spirit kebangsaan, spirit patriotisme dan nasionalisme menjaga tanah air dari berbagai ancaman dan rongrongan.

Dukungan juga dari datang dari Sahabat-Sahabat AMD yang akan mensupport karpet merah dan kursi spon sebanyak 20 kursi untuk kegiatan-kegiatan di Rumah Kebangsaan. Agung Manik Danendra AMD yang viral dengan sebutan The Real Sultan Dermawan Bali ini juga menuliskan doa di batu prasasti di Rumah Kebangsaan dan Kebhinnekaan ini disaksikan para tokoh yang hadir.

Di sisi lain Genta Kebangsaan berlapis emas berukuran besar yang diserahkan Agung Manik Danendra AMD ini menjadi pemberian yang istimewa. Secara simbolis Agung Manik Danendra AMD menggaungkan gema kebangsaan dengan membunyikan Genta Kebangsaan berlapis emas di Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan yang suara dan gaungnya seperti bergema di seluruh Bali bahkan Nusantara sebagai simbol spirit persatuan dan kesatuan untuk menjaga NKRI.

Genta Kebangsaan berlapis emas ini tidak dipasupati dengan ritual upacara Hindu melainkan hanya sebagai simbolis gema kebangsaan dan gema persatuan yang ditandai dengan Agung Manik Danendra AMD membunyikan dan menggaungkan suara Genta Kebangsaan ini. Agung Manik Danendra AMD mengatakan bahwa genta merupakan sarana yang digunakan oleh umat Hindu dalam suatu ritual keagamaan untuk hal ketuhanan. Dan filosofi di dalam genta tersebut terdapat konsep Bayu, Sabda, dan Idep.

“Ada suara genta, ada mantra, ada pikiran yang menguatkan suara itu. Bayu, Sabda, Idep itu harus disucikan dalam pikiran manusia,” kata kata Agung Manik Danendra AMD yang dikenal juga sebagai Pejuang Hindu Nusantara karena banyak membantu pembangunan pura di luar Bali dan selalu konsisten dengan berbaginya dengan tagline ‘AMD Milik Kita: Bersama Mewujudkan Pembangunan Bali yang Pro Kemakmuran Rakyat’ dan dinilai sebagai sosok yang tepat memimpin Bali, sosok yang paling berani nindihin jagat Bali.

Agung Manik Danendra AMD mengatakan lebih lanjut dalam kesempatan yang berbahagia keluarga besar Puri Agung Tegal Denpasar bersama dengan AMD Center, memberikan Genta Kebangsaan berlapis emas kepada Rumah Kebangsaan dan Kebhinekaan. Maknanya adalah melalui suara genta tersebut kita bisa menggaungkan nilai-nilai suci kebangsaan sehingga dapat dikumandangkan dari rumah kebangsaan. Menurutnya nilai kebangsaan tersebut adalah jiwa dan tanpa memiliki nilai-nilai kebangsaan tentunya kita tidak punya roh dalam berbangsa dan bernegara.

Baca Juga :  Inkubator Bisnis ITB STIKOM Bali Raih Prestasi Gemilang, Jadi Inbis Terbaik Nasional dan Melangkah ke Australia

“Dan kita ketahui kalau genta itu dibunyikan atau disuarakan, pasti menggunakan tangan kiri, artinya dekat dengan jantung. Artinya inilah kehidupan, jantung, detak jantung. Kita ingin sekali dekat dengan nilai kebangsaan itu. Karena nilai kebangsaan itu adalah jiwa, dimana tanpa kita mempunyai nilai-nilai kebangsaan, tentunya kita tidak punya roh dalam berbangsa dan bernegara,” paparnya.

Agung Manik Danendra AMD kemudian mengungkapkan alasannya mengunjungi Rumah Kebangsaan yang momennya bertepatan dengan Hari Puputan Badung. AMD menjelaskan kehadirannya di Rumah Kebangsaan adalah untuk menjalin tali silaturahmi dengan pihak Rumah Kebangsaan. AMD menyebut Rumah Kebangsaan tersebut dibangun dengan konsep idealisme yang luar biasa, yakni dari 45 batu dan 45 Tirta di seluruh Nusantara.

“Kalau saya mengatakan ini sangat luar biasa. Kami hadir ke sini, yang pertama adalah untuk menjalin silaturahmi,” ujarnya.

Ditambahkannya dengan kehadiran keluarga besar Puri Agung Tegal Denpasar Pemecutan dan AMD Center di Rumah Kebangsaan bisa menginspirasi generasi muda, millenial dan generasi Z untuk bisa seterusnya membangun bangsa dan negara serta membangun Bali dengan nilai-nilai kebangsaan yang ada.

“Artinya dengan nama rumah kebangsaan, rumah kebhineka tunggal ikaan, beragam suku, daerah, berada di dalam satu wadah rumah kebangsaan. Sangat luar biasa. Jadi saya datang ke sini dengan aura yang sangat bagus. Tempat yang pasti akan menjadi tempat legendaris,” ujarnya.

Saat ditanya alasan memilih tanggal bersejarah yakni 20 September yang merupakan hari Puputan Badung untuk berkunjung ke Rumah Kebangsaan, Agung Manik Danendra AMD menceritakan bagaimana heroiknya perjuangan para pahlawan berperang secara Puputan untuk mempertahankan wilayah, membela tanah air agar tidak tertindas oleh penjajahan Belanda.

“Tanggal hari ini adalah 20 September. Kalau dumun 117 tahun yang lalu, yaitu 20 September 1906. Berarti runtuhnya kerajaan Badung, yang diikuti juga dengan jatuhnya Bali di tangan penjajahan Belanda. Jadi sangat heroik. Tentunya titiang belum lahir pada saat itu. Tapi cerita dari leluhur nike adalah sangat luar biasa, sangat heroik sekali, dimana itu perang habis-habisan mempertahankan daerah, membela tanah air supaya tidak tertindas oleh penjajahan,” beber tokoh bangsawan berdarah biru trah Raja yang dikenal sangat dekat dengan anak-anak muda ini.

AMD berharap jiwa-jiwa patriotisme tersebut bisa ditanamkan kepada generasi-generasi berikutnya, tidak hanya pada saat terjadi penjajahan, tetapi juga dalam pembangunan daerah, pembangunan bangsa dan negara. “Sehingga titiang sebagai yang senior, kita harus juga memberi suri tauladan kepada generasi berikutnya dengan jiwa patriotik tersebut. Itulah kenapa titiang sekeluarga, dengan doa bersama tadi pada tanggal yang bersejarah ini berkunjung ke rumah kebangsaan,” terang Agung Manik Danendra AMD yang dikenal sebagai tokoh yang lahir dari keluarga Puri yang dekat dengan semua lapisan masyarakat dan Cucunda tokoh legenda dua jaman I Gusti Ngurah Oka Pugur Pemecutan ini.

Baca Juga :  Bupati Tamba Tandatangani NPHD Pengamanan Pilkada 2024

Terkait dengan refleksi Puputan Badung, Agung Manik Danendra AMD mengatakan melihat suasana kebangsaan saat ini memang jiwa kebangsaan, kebersamaan dan jiwa gotong royong tersebut harus segera ditumbuhkan, mengingat pesatnya perkembangan teknologi, gadget dan sebagainya. Dan tugas ini menurut AMD tidak bisa dilakukan oleh satu orang saja, tetapi semua orang. Agung Manik Danendra AMD mengatakan lebih lanjut bahwa untuk refleksi kedepannya ia sangat berharap untuk bagaimana nantinya generasi berikutnya harus ditanamkan jiwa-jiwa kebangsaan tersebut.

“Ini bagus sekali dari saudara Udi ada rumah kebangsaan ini. Makanya kenapa ada genta tadi untuk menggaungkan rumah kebangsaan itu sehingga di sini ada tempat seminar, perpustakaan, ada tempat untuk berkumpul, ini sangat baik sekali,” sambung Agung Manik Danendra AMD yang merupakan putra dari tokoh pendidikan Bali, Ayahndanya adalah pejuang kemerdekaan RI sebagai Ketua Legium garis depan dengan mendapatkan bintang gelar kehormatan dari Presiden Soeharto.

“Kita berharap sekali kedepannya ini terus dikembangkan, dilestarikan dan digaungkan terus sehingga seperti yang dikatakan Panglingsir Puri, tidak hanya cukup di sini, tapi seterusnya. Refleksi kedepannya kita berharap sekali supaya ini menjadi contoh yang suri tauladan untuk jiwa kebangsaan anak-anak muda,” sambungnya.

Sementara terkait dengan persoalan kebangsaan yang krusial yang dihadapi bangsa saat ini, terlebih lagi Indonesia tengah memasuki tahun-tahun politik, Agung Manik Danendra AMD mengatakan bahwa masyarakat saat ini sudah cerdas. Mereka bisa menilai di sana, mana tokoh yang memang sekedar untuk mencari panggung dan mana tokoh yang benar-benar ingin mewujudkan idealisme. Jadi masyarakat akan melihat track record yang bersangkutan.

“Kalau saya melihat, ini rekan saya Udi ini kan sudah dari sejak mahasiswa aktivis ya, ketua senat ya, beliau juga tau saya aktivis nggih. Jadi itu kalau sudah track record dari awal itu sudah inikan ya mungkin orang akan menilai bahwa yang mana memang itu hanya sekedar untuk mencari panggung dalam politik, yang mana sekedar memang untuk mewujudkan idealisme, itu berbeda. Karena seperti saudara Udi ini pasti itu mewujudkan idealisme. Itu tidak akan bisa putus karena dari mahasiswa memang sudah menjadi aktivis. Biarkan masyarakat yang menilai,” beber tokoh muda Bali yang tidak suka pamer, low profile dan gemar berbagi, membantu pembangunan pura di nusantara hingga viral dengan sebutan The Real Sultan Dermawan Bali ini.

Sementara terkait dengan hubungannya dengan Wayan Koster, khususnya pasca Koster sudah tidak menjabat lagi sebagai Gubernur Bali, Agung Manik Danendra AMD menegaskan bahwa hubungannya dengan mantan Gubernur Bali tersebut baik-baik saja dan justru dirinya mengaku menghormati Wayan Koster sebagai mantan Gubernur Bali.

“Oh masih tetap bagus. Kita menghormati beliau sebagai mantan Gubernur. Kalaupun misalnya Perda tidak dibuat ya kita juga tidak bisa melakukan gugatan apa,” ungkapnya.

Agung Manik Danendra AMD lantas menyebut tidak diterbitkannya Perda Larangan Mendaki Seluruh Gunung di Bali tersebut sebagai kemenangan rakyat Bali.

“Mungkin itu seperti yang pernah saya bilang, artinya kemenangan rakyat Bali,” pungkasnya. (ads/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News