Pupuk
Petani Candikuning Diminta Manfaatkan Kotoran Kelinci Jadi POP dan POC. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, TABANAN – Petani yang juga merupakan peternak kelinci di Desa Candikuning, Tabanan diminta untuk memaksimalkan pemanfaatan kotoran kelinci menjadi pupuk organic, baik dalam bentuk pupuk organik padat (POP) atau pupuk organik cair (POC). Upaya pemanfaatan kotoran kelinci ini dapat menjadi langkah dalam meminimalisasi pencemaran dan memenuhi kebutuhan pupuk petani.

Permintaan tersebut disampaikan tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Pengembangan Pupuk Organik Berbasis Kotoran Kelinci, Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa (FP-Unwar) serangkaian implementasi Hibah Kemendikbud Ristek Kegiatan Kemandirian Masyarakat (KKM) yang dilaksanakan Pada Kelompok Tani Ternak di Desa Candikuning. Anggota tim tersebut yaitu Ir. Anak Agung Ngurah Mayun Wirajaya, MM., selaku ketua, dengan anggota Ir. Made Sri Yuliartini, M.Si., dan Dr. Ir. I Gusti Agus Maha Putra Sanjaya.

Baca Juga :  Dukung Penurunan Stunting, Pj Gubernur Mahendra Jaya Dorong Penanaman Padi Inpari Nutri Zinc

“Alternatif pemenuhan kebutuhan pupuk organik dari limbah kelinci sangat terbuka lebar. Tercatat jumlah kelinci di Desa Candikuning 1.164 ekor.  Walaupun keberadaan kelinci dan kotorannya cukup tersedia, namun masih kurang mendapat perhatian dari petani untuk memanfaatkannya sebagai sumber pupuk organic,” kata Agung Ngurah Mayun saat melakukan sosialisasi di Desa Cadikuning pada Rabu (21/12/2022).

Agung Ngurah Mayun menyebutkan bahwa pupuk organik cair yang berasal dari urin kelinci mempunyai kandungan unsur hara yang cukup tinggi yaitu N 4%, P2O5 2,8%, dan K2O 1,2%. POC kelinci  relatif lebih tinggi daripada kandungan unsur hara pada sapi (N 1,21%, P2O5 0,65%, dan K2O 1,6%) dan kambing (N 1,47%, P2O5 0,05%, dan K2O 1,96%).

Baca Juga :  Tim Medis Polres Tabanan Laksanakan Pemeriksaan dan Pelayanan Kesehatan Keliling di Polsek Kediri

Sedangkan satu ekor kelinci yang berusia dua bulan lebih, atau yang beratnya sudah mencapai 1 kg akan menghasilkan 28,0 g kotoran lunak per hari dan mengandung 3 g protein serta 0,35 g nitrogen. Jadi pemakaian pupuk organik perlu ditingkatkan dan mendapat prioritas tidak hanya untuk meningkatkan kesuburan tanah, tetapi juga untuk membantu menciptakan agroekosistem yang berkesinambungan dan aman bagi kesehatan manusia.(ads/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News