Ayam Kampung
Usaha Ayam Kampung. Sumber Foto : Istimewa

Anggota tim pengabdian kepada masyarakat Ir. I Nyoman, Kaca, M.Si menyampaikan bahwa peternak perlu memperhatikan sistem kandang bagi pengembangan usaha ayam kampung. Perkandangan yang baik memiliki peranan yang besar terhadap kesehatan dan laju pertumbuhan ayam kampung.

Apalagi Sebagian besar peternak memelihara ayam tersebut hanya selama maksimal 30 hari yang ditujukan sebagai ayam caru. Akan lebih baik jika peternak dapat memanfaatkan bahan pembuat kandang lokal (kayu dan bambu) untuk menghemat biaya.

Sedangkan Ketua Kelompok Ternak Manuk Amerta, I Komang Ginarsa mengakui peternak belum mempunyai kemampuan dalam hal manajemen pemeliharan dan manajemen keuangan khususnya dalam analisa usaha ayam kampung. Peternak juga enggan mengembangkan usaha peternakan ayam kampung karena pertumbuhan ayam yang lambat.

”Ayam jenis ini memiliki pertumbuhan yang lambat sehingga otomatis kurang memberikan dampak secara finansial yang cepat kepada peternak,” papar Ginarsa.

Baca Juga :  Kunjungi IKM di Jembrana, Pj Ketua Dekranasda Bali Motivasi Para Perajin Agar Terus Berinovasi

Ginarsa menambahkan jika usaha peternakan ayam kampung yang ada di Dusun Segah Desa Asah Duren Pekutatan Jembrana pada awalnya merupakan tergolong pekerjaan sampingan. Ternak yang dipelihara masih dalam jumlah yang sedikit, diumbar dengan pakan yang ada disekitar ditambahkan konsentrat

Ayam buras atau yang lebih dikenal di masyarakat dengan sebutan ayam kampung merupakan ayam hasil domestikasi dari ayam hutan bulu merah yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia berabad-abad yang lalu. Ayam kampung dipelihara di Bali dengan berbagai tujuan antara lain sebagai penghasil daging, telur, sarana upakara, mata pencaharian, dan juga hiburan.(bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News