Pertanian
HKTI Bali Rekomendasi Pertanian Sebagai Penggerak Ekonomi Bali. Sumber Foto : Istimewa

Lihadnyana menyampaikan bahwa berbagai tantangan dan permasalahan yang ada dalam mengembangkan pembangunan pertanian seperti alih fungsi lahan, keterbatasan irigasi, gangguan hama penyakit serta bencana alam dan semakin mahalnya harga sarana produksi perlu sikapi bersama. Ia berharap HKTI tetap berkomitmen dan berperan aktif dalam pembangunan pertanian di Bali dalam rangka meningkatkan pendapatan petani dan kelestarian lingkungan.

Sedangkan Ketua Komisi II DPRD Bali I Gusti Komang Krisna Budi mengakui jika selama ini anggaran untuk sektor pertanian Bali masih sangat kecil. Besarannya anggaran pertanian yang dialokasikan tidak lebih dari 1%.

Baca Juga :  NPHD Sah Ditandatangani, Pemilukada Serentak di Bali Diharapkan Berjalan Kondusif dan Demokratis

“Mudah-mudahan anggaran yang diberikan kepada dinas pertanian dalam arti luas perkebunan dan peternakan bisa mencapai di atas 5%. Kita upayakan, mudah-mudahan penganggaran daripada dinas pertanian bisa kita tingkatkan,” jelas Krisna Budi.

Akademisi Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Prof. Dr. Nyoman Rai mengingatkan bahwa Bali perlunya membuat desain arsitektur dibidang pertanian. Desain ini menjadi penting karena selama ini pondasi pembangunan ekonomi Bali terlalu bertumpu pada sektor pariwisata.

“Maka redesain pembangunan ekonomi kedepan harus menyeimbangkan sektor pariwisata dengan pertanian melalui kebijakan anggaran pertanian yang lebih besar mencapai 5%, dan sinergi antar SKPD di Bali dalam membangun pertanian terutama di sektor hilir yaitu pemasaran,” tegas pria yang merupakan Mantan Dekan Fakultas Pertanian, Unud tersebut.

Kegiatan Webinar dengan topik ‘Strategi Mewujudkan Sektor Pertanian Sebagai Pondasi Pembangunan Struktur Ekonomi Bali’ ini diselenggarakan atas kerja sama DPD HKTI Bali dengan Universitas Dwijendra dan Prodi Magiater Sains Pertanian Pascasarjana Universitas Warmadewa.(bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News