Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

“Secara umum, delirium dialami pada 13-19% pasien Covid-19,” terangnya.

Lebih lanjut Fajar menjelaskan delirium ini rentan terjadi pada orang lanjut usia (lansia) atau diatas 65 tahun, terutama pada lansia yang lebih lemah. Terdapat beberapa kondisi lain yang menyerupai delirium Covid-19 pada lansia. Beberapa di antaranya delirium akibat gangguan kognitif yang bersifat fluktuatif seperti yang terjadi pada ensefalopati uremikum serta gangguan kognitif yang bersifat terus-menerus seperti pada demensia.

Delirium banyak dijumpai pada pasien Covid-19 lansia, tetapi bukan berarti pasien dengan  usia muda tidak bisa terkena delirium.  Ditemukannya delirium pada pasien Covid-19 usia muda menandakan adanya ensefalopati akibat gangguan pernafasan yang berat.

Selain itu, delirium juga dapat terjadi pada pasien-pasien yang mendapat obat-obatan psikotropika karena kondisi penyakit tertentu. Oleh sebab itu, peran keluarga sangat penting untuk memberikan informasi tentang riwayat penyakit dan obat-obatan yang dikonsumsi pasien kepada petugas medis saat pasien dirawat.

Baca Juga :  Pelajaran dari Kisah IRT Tertipu Part Time Abal-abal hingga Uang Rp131 Juta Ludes

Delirium pada pasien Covid-19 disebutkan Fajar berhubungan dengan kegagalan sistem multi-organ. Karenanya pasien Covid-19 dengan gejala berat berisiko empat kali lipat mengalami delirium.

“Delirium pada Covid-19 berhubungan dengan pemanjangan masa rawat inap (length of stay) hingga 3x lipat,” ucapnya.

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News