Antosari
Aksi Damai, Warga Terdampak Tol Gilimanuk-Mengwi Pertanyakan Pembayaran Ganti Untung. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, TABANAN – Puluhan warga terdampak rencana pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi kembali menggelar aksi damai, yaitu dengan memasang baliho dan orasi di pinggir jalan jalur Antosari-Pupuan, Banjar Gulingan, Desa Antosari, Kecamatan Selemadeg Barat, Minggu (14/1/2024). Mereka minta jawaban pasti dan tegas kepada Presiden Joko Widodo dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, yaitu terkait pembayaran ganti untung atas lahan warga yang terdampak pembangunan tol.

Di baliho ukuran 2 X 3 meter itu, mereka mempertanyakan kelanjutan proses ganti untung atas rencana pembangunan jalan tol tersebut. Menurut Ketua Forum Perbekel dan Masyarakat Terdampak Tol Gilimanuk-Mengwi, I Nyoman Arnawa, hampir tiga tahun belum ada kepastian.

Baca Juga :  Legalitas Kripto di Indonesia Makin Kuat, CFX dan BAPPEBTI Dorong Kepatuhan Pedagang

“Aksi damai ini sebagai upaya agar pemerintah pusat segera memastikan pembebasan lahan terdampak pembangunan jalan tol tersebut. Kami ingin mendorong percepatan pembangunan tol ini. Dalam pertemuan beberapa waktu lalu, dipastikan program pembangunan pembangunan tol ini pasti dijalankan, namun sampai saat ini tidak ada kepastian,” ujar Arnawa yang juga Perbekel Desa Lalanglinggah, Selbar itu.

Dia menyebutkan, dalam aturan yang ada bahwa lahan yang sudah dipatok itu sudah diblok, sehingga warga pemilik lahan tidak bisa menjadikan tanahnya sebagai agunan, apalagi dijual. Masyarakat juga jadi tidak berani untuk menanam ataupun menggarap lahannya.

Baca Juga :  Dikejar Dead Line SPBE, Diskominfo Tabanan Kerja Lembur

“Dengan ketidakjelasan ini hingga terjadi perubahan psikologis masyarakat. Masyarakat sudah banyak membantu pemerintah untuk pembangunan proyek ini. Untuk itu kami minta jawaban yang pasti dan tegas terkait pembebasan lahan ganti untung ini,” tegasnya.

“Sampai dengan Januari 2024 ini belum ada informasi pembebasan lahan. Aksi ini kami sampaikan ke Presiden dan Menteri PUPR, karena mereka yang berwenang atau pemilik kebijakan tertinggi. Aksi damai ini jadi langkah terakhir kami dari Forum Perbekel yang berada di tengah masyarakat. Ketika tidak ada kejelasan, maka forum ini akan menarik diri,” tandasnya.

Baca Juga :  Daftar ke KPU Tabanan, Mulyadi-Sengap Akan Diiringi Seribu Penabuh Baleganjur dan Ratusan Seniman Okokan

Selama aksi damai berjalan lancar dan aman. Aksi tersebut mendapatkan pengawalan dan pengamanan dari Polres Tabanan, dipimpin Kasatsamapta AKP I Wayan Suta Arcana bersama 15 personel anggotanya, dan Kapolsek Selbar, AKP I Ketut Suandi bersama 6 anggota. (ita/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News