
BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Kota Denpasar sebagai salah satu nominasi Kabupaten/Kota Sehat 2023, mendapat kunjungan tim verifikasi dari pemerintah pusat, tim menjadikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Perstauan Guru Republik Indonesia (PGRI) 2 Denpasar, sebagai indikator penilaian yang diagendakan untuk dikunjungi tim tersebut pada Kamis (14/9/2023).
Kepala (Kepsek) SMP PGRI 2 Denpasar, Ayu Sri Wahyuni disela-sela menerima langsung kedatangan tim verifikasi mengatakan, SMP PGRI 2 Denpasar dengan sebutan Grisda, satu-satunya sekolah menengah pertama swasta di Kota Denpasar yang dikunjungi tim verifikasi penilaian lapangan, dalam program penghargaan Kota Sehat oleh Pemerintah.
“Kami sangat serius dan total memberikan keterangan dalam penilaian ini, sebagai bentuk dukungan kepada Kota Denpasar agar meraih Penghargaan Kota Sehat Swasti Saba Wistara,” jelasnya.
Ia menambahkan, menjadi fokus kunjungan tim untuk melihat dari dekat indikator dan manajemen sekolah sehat, seperti keberadaan kantin sehat, juga adanya poster ‘No Smoking’ dan dipastikan tidak ada puntungan rokok, karena kawasan pendidikan adalah kawasan dilarang merokok, serta keberadaan toilet bersih dan rapi, sistem pemilahan sampah sekolah, ruang UKS dan perolehan prestasi akademik dan non akademik menjadi perhatian tim.
Tim penilai juga diperlihatkan beberapa program unggulan kampanye sekolah sehat, yaitu JUS (Jumat Sehat) Grisda, diisi dengan Sapa (Sarapan Pagi), Senam Bersama dan Jumat Bersih. Prestasi yang juga mendukung adalah sekolah ini sudah menyandang predikat sebagai sekolah Adiwiyata Mandiri.
“Kami juga memperkenalkan program pengolahan sampah di SMP PGRI 2 Denpasar. Tim melihat langsung, bagaimana para siswa diajak mendaur ulang sampah menjadi barang lebih berguna dan bernilai ekonomis. Karya siswa ini rutin dipamerkan di internal sekolah bertajuk ‘Gilas Plastik’ (Gerakan Aksi Peduli Sampah Plastik, red),” paparnya.
Gerakan milenial SMP PGRI 2 Denpasar untuk menjaga lingkungan melalui manajemen pengelolaan sampah dengan baik, sehingga sampah tidak menjadi hal merugikan, tapi justru dapat dikelola dengan baik dan memberikan nilai ekonomis.
“Sampah yang tadinya terbuang, dimanfaatkan jadi karya daur ulang yang menarik, indah dan bermanfaat kembali. Dan, para siswa bisa mengerti, peduli, dan bijak mengelola sampah, utamanya sampah plastik,” ujar Sri Wahyuni. (aar/bpn)