Calonarang
Pentas Calonarang di Pura Dalem, Desa Adat Galiran, Kecamatan Buleleng. Sumber Foto : dar/bpn

BALIPORTALNEWS.COM, BULELENG – Menjaga alam merupakan salah satu isu yang masih terus getol disampaikan dan dikampanyekan sampai saat ini. Seperti yang dilaksanakan LSM Bli Braya lewat pementasan Calonarang di Pura Dalem, Desa Adat Galiran, Buleleng pada Jumat (7/4/2023) bertemakan tentang menghormati dan memuliakan alam.

Ketua LSM Bli Braya, Dr. I Ketut Sukawati Lanang Putra Perbawa mengatakan bahwa setiap pementasan yang sudah dilaksanakan selain murni tidak dibayar atau ngayah, LSM juga merancang judul yang berkaitan erat dengan isu-isu penting yang perlu diketahui masyarakat. Seperti penampilan Calonarang di Pura Dalem, Desa Adat Galiran, Buleleng LSM Bli Braya coba mengambil judul ‘Geger Perang Alas’.

Baca Juga :  Rakor Penanggulangan Kemiskinan, Bappeda Buleleng Catat Penurunan Angka Kemiskinan

Seniman yang juga Dekan Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati ini memaparkan secara singkat tentang judul Calonarang yang dipentaskan. Dimana dikisahkan ada seseorang yang ingin merusak hutan namun ide tersebut justru diketahui oleh yang punya hutan (orang sakti). Sehingga yang merasa memiliki hutan ingin melawan orang yang ingin merusak hutan dengan meminta restu Dewi Durga.

Orang sakti tersebut kemudian bertapa dan berhasil mendapatkan restu Dewi Durga agar bisa melawan orang yang ingin merusak hutan (alam). Tujuan diberikannya restu tersebut supaya alam semesta atau hutan yang suci, asri dan lestari ini tetap bisa terjaga dengan baik.

Baca Juga :  Polisi Periksa Pemeran Video Diduga Pelajar Asal Buleleng

“Kita pentaskan dalam bentuk seni (kampanye menjaga hutan) tujuannya supaya bisa menumbuhkan keinginan masyarakat untuk menjaga alam sampai ke anak cicitnya dan menikmati alam secukupnya tidak berlebihan dan tidak mengekplorasi berlebihan,” ungkapnya.

Dalam pementasan tersebut, Lanang Perbawa juga banyak melibatkan generasi muda termasuk pelajar. Tujuannya tidak lain bagaimana memperkenalkan sejak dini kepada generasi muda pentingnya menjaga alam, adat, dan budaya supaya rasa saling memiliki tetap ada. Sebab dengan begitu menurutnya generasi muda bisa ikut berpartisipasi menjaga alam, adat utamanya seni dan budaya di Bali khususnya secara bersama-sama.

Baca Juga :  Jumlah Formasi 3.871, Sekda Suyasa: Jangan Terpengaruh Oknum pada Rekrutmen P3K

“Pentingnya alam, adat dan budaya ini harus dijaga bisa melalui pentas-pentas Seni karena disini tempat anak-anak untuk eksistensi selama ini dia belajar seni atau menari dan sebagainya,” pungkasnya.(dar/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News