Video Porno
Tersangka saat digiring menuju hotel prodeo oleh polisi usai rilis pers. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, BULELENG – Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng angkat bicara, usai salah satu sekolah menengah atas (SMA) di Kabupaten Buleleng telah mengeluarkan dua anak didiknya, lantaran vidio perbuatan asusila keduanya viral di group WhatsApp belakangan ini.

Ketua Dewan Pendidikan Buleleng, I Made Sedana menyampaikan bahwa pihaknya kurang setuju dengan dikeluarkannya Komang AP (19) dan juga korban yang tidak lain adalah mantan pacarnya, sebab dinilai telah mencemarkan nama baik sekolah dan melanggar tata tertib sekolah usai melakukan tindakan asusila hingga videonya viral.

Baca Juga :  Sinergi Pemkot Denpasar, MDA dan Kepolisian Tertibkan Ogoh-ogoh Ber-Sound System

“Meskipun kedua pelajar itu telah melanggar aturan dan mencemarkan nama baik sekolah, tapi tidak langsung dikeluarkan juga,” ucap Ketua Dewan Pendidikan Buleleng, I Made Sedana saat dikonfirmasi, Jumat (27/1/2023).

Selain itu Sedana juga meminta kepada pihak sekolah agar tidak mengambil langkah emosional dan terburu-buru, karena menurutnya pendidikan merupakan hak dasar anak, sehingga mereka juga berhak mendapatkan haknya. Apalagi masih ada solusi lain yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

“Harusnya bisa dicarikan solusi lain atau jalan tengah, apalagi hak dasar anak seusia mereka adalah mendapat pendidikan. Jadi harusnya dipertimbangkan lagi,” imbuhnya.

Disisi lain Sedana mengaku sangat menyayangkan perbuatan yang dilakukan oleh kedua pelajar tersebut, apalagi saat ini video keduanya viral di media sosial. Sedana menyebut hal tersebut merupakan dampak negatif pengaruh teknologi.

Baca Juga :  Penemuan Bayi dengan Tali Pusar di Garase Mobil

Selanjutnya, Sedana juga mengatakan bahwa peran serta pemerintah, sekolah dan juga orang tua sangat diperlukan dalam mendidik anak yang baru menginjak remaja ini. Sehingga semua pihak ikut berperan untuk mengawasi dan membentuk generasi bangsa agar tidak terjerumus ke arah yang negatif.

“Ada tiga peran yang disebut tri pusat pendidikan, yaitu sekolah, keluarga, dan masyarakat, itu harus dioptimalkan, agar mereka tidak salah jalan,” pungkasnya.(dar/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News