BALIPORTALNEWS.COM, GIANYAR – Kecintaan masyarakat Indonesia terhadap makanan pedas tak perlu diragukan lagi. Cabai, elemen kunci dalam sambal, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kuliner tanah air selama bertahun-tahun. Di Bali, sambal bukan hanya pelengkap, tetapi elemen utama yang membangkitkan cita rasa otentik hidangan tradisional.
Menariknya, di balik keragaman kuliner Bali, terdapat warisan kuliner kerajaan yang kaya rasa, dengan sambal sebagai salah satu bintangnya. Resep-resep sambal rahasia yang dulunya hanya disajikan kepada para raja kini siap untuk dibagikan kepada publik dalam Bali Royal Chilli Festival yang diadakan oleh Taman Safari Indonesia dari 7 -19 April 2024.
Festival ini merupakan upaya untuk melestarikan budaya kuliner Bali dan mempromosikan keanekaragaman hayati. Bekerja sama dengan delapan Puri (sebutan untuk keluarga kerajaan Bali), Taman Safari Indonesia berhasil mengumpulkan 49 resep sambal rahasia yang akan dihidupkan kembali dalam festival ini.
Direktur Marketing Taman Safari Indonesia, Hans Manansang mengatakan, Taman Safari Indonesia mengadakan Bali Royal Chili Festival untuk melestarikan budaya kuliner Indonesia dan mempromosikan keanekaragaman hayati.
“Sebagai pecinta satwa liar dan pecinta budaya lokal, kami sadar akan pentingnya menjaga warisan kuliner tradisional, seperti resep-resep sambal istimewa dari kerajaan Bali. Melalui festival ini, kami ingin mempertahankan keaslian kuliner Bali dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kekayaan budaya dan alam Indonesia. Bali Royal Chili Festival adalah komitmen kami dalam mengambil peran pada konservasi dan pelestarian. Selain melestarikan konservasi satwa, festival ini juga melestarikan sambal sebagai warisan budaya Bali,” ujar Hans Manansang.
Lebih lanjut Hans Manansang menjelaskan, ada 49 resep sambal kerajaan Bali yang akan disajikan di Bali Royal Chili Festival, meliputi Sambal Matah, Sambal Embe, Sambal Tomat, Sambal Lalah, Sambal Sere Lemo, dan Sambal Kecap dari Puri Kaliungu (Kota Denpasar); Sambal Pangi, Sambal Kecombrang, Sambal Kemangi, dan Sambal Belimbing Wuluh dari Puri Klungkung; Sambal Mekeber, Sambal Tomat, Sambal Mercon, Sambal Bawang, Sambal Terasi, Sambal Belimbing Wuluh dari Puri Kerambitan (Kabupaten Tabanan); Sambal Lendok, Sambal Sere Metunu, Sambal Cabe Hijau, Sambal Kredek, dan Sambal Pemelecingan dari Puri Agung Karangasem (Kabupaten Karangasem). Sambal-sambal dari Puri Jro Kuta (Kota Denpasar), Puri Parean (Kab. Tabanan), Puri Bongkasa (Kab. Badung), dan Puri Ageng Marga (Kab. Tabanan) juga akan disajikan dalam festival ini.
Sementara itu, Dewandra Djelantik, perwakilan dari Puri Agung Karangasem, menambahkan, Bali memiliki tradisi kuliner kerajaan yang kaya, dengan sambal sebagai elemen tak terpisahkan yang memberikan sentuhan khas pada hidangan istana. Dapur-dapur kerajaan Bali terkenal akan keahlian mereka dalam meracik sambal, menciptakan rasa pedas dan aroma yang unik.
“Melalui Bali Royal Chili Festival, kami bangga membagikan warisan keluarga ini kepada masyarakat luas, memberikan mereka kesempatan untuk merasakan cita rasa unik yang selalu menghiasi meja kerajaan,” tuturnya.
Bali Royal Chili Festival berlangsung di Taman Safari Bali, Festival ini berlangsung pada tanggal 7 – 19 April 2024. Para wisatawan lokal dan internasional dapat melihat konservasi satwa liar asli serta menikmati 49 sambal istimewa yang dibuat menggunakan resep otentik dari dapur delapan kerajaan Bali di Restoran Uma.
Hadir pula dalam kesempatan itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia, Bintang Puspayoga dalam sambutanya mengatakan, sejak 2012 ia telah menjadi bagian dari festival sambal. Saat itu, ada 300 peserta yang terdiri dari ikatan guru TK, PKK dari seluruh Bali mengumpulkan lebih dari 100 macam sambal.
“Kita patut bangga karena bagi orang Indonesia dan Bali terkumpul 100 lebih macam sambal,” ujarnya saat membuka Festival Bali Royal Chili, Minggu (7/4/2024).
Menurutnya, sambal sebagai penyedap makanan merupakan bagian dari tradisi nenek moyang. Lewat festival, bisa menjadi momen pembelajaran, tidak hanya mengenal keanegaraman berbagai macam sambal tapi juga biaa memberi edukasi kepada generasi muda bahwa perempuan juga bagian pemegang warisan yang melestarikan budaya.(tis/bpn)