kebakaran
Kondisi terkini bukit Desa Tejakula yang terbakar diperkirakan sejak Jumat (27/10/2023) sekitar pukul 06.00 WITA. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, BULELENG – Sebanyak 3 sampai 4 titik api muncul di perbukitan Desa Tejakula sejak Jumat (27/10/2023) sekitar pukul 06.00 WITA. Titik api yang muncul diduga kuat datang dari perbukitan Desa Subaya, Kecamatan Kintamani, Bangli yang terbakar sejak malam sebelumnya. Kebakaran hutan inipun masih jauh dari pemukiman warga dan tidak menggangu lahan milik warga.

Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bali Utara, I Wayan Suardana menerangkan saat ini pihaknya masih melangsungkan proses pemadaman titik api yang muncul dibantu dari lembaga pengelola hutan desa, Camat Tejakula, Bhabinkamtibmas, Babinsa, aparat Desa, Polsek, dan BPBD Kabupaten Buleleng. Mengingat titik api yang cukup sulit dijangkau, pemadaman dilakukan dengan cara manual yakni melakukan sekat bakar dan memanfaatkan ranting basah.

Baca Juga :  Jumlah Formasi 3.871, Sekda Suyasa: Jangan Terpengaruh Oknum pada Rekrutmen P3K

“Kejadiannya perkiraan terjadi sekitar pukul 06.00 WITA, saat ini masih berlangsung proses pemadaman, kebakaran dimulai dari Wilayah Desa Subaya, Kintamani. Data awal api yang muncul sekitar 3-4 titik dengan medan yang cukup sulit dijangkau,” ungkap dia.

Sampai saat, kata Suardana api yang muncul belum ada yang mengenai lahan warga dan masih terbilang cukup jauh dari pemukiman warga. Namun demikian masyarakat masih terus waspada serta akan terus memantau api. Sebab wilayah yang terbakar merupakan lintasan pipa air bersih yang dialirkan dari wilayah hutan Desa Subaya.

Baca Juga :  Fokus Peningkatan Kinerja Pemdes, Pemkab Buleleng Gelar Lomba Desa dan Kelurahan Tahun 2024

“Kalau terkait jumlah pipa belum kami dapat datanya, yang pasti pipa air masyarakat Tejakula yang dialirkan dari hutan Subaya melintas disana (lokasi munculnya api). Oleh sebab itu penduduk masih menjaga api agar tidak membakar pipa air,” imbuhnya.

Terkait dengan luasan dan penyebab terjadi kebakaran, Suardana belum bisa menyebut berapa luasan yang terbakar sekaligus kerugian dan lainnya. Sebab semua itu baru dilakukan pendataan setelah api secara keseluruhan padam.

“Belum (kerugian dan penyebab,red) sebab kegiatan ground cek dan moving up baru bisa dilakukan setelah api padam,” pungkasnya.(dar/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News